Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2019: 13 Kasus Pembunuhan yang Jadi Perhatian Publik

Kompas.com - 20/12/2019, 06:01 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2019, berbagai kasus pembunuhan terjadi di sejumlah daerah bahkan ada yang menjadi perhatian publik.

Kasus-kasus pembunuhan yang terjadi sepanjang 2019 ini dilatarbelakangi dengan berbagai masalah, mulai dari ingin menguasai harta, utang piutang, ketidakharmonisan dalam rumah tangga, dendam dan sakit hati.

Dari kasus pembunuhan yang terjadi, para pelaku kejahatan sudah berhasil ditangkap polisi.

Namun, ada beberapa kasus yang pelakunya masih dalam pengejaran pihak berwajib, seperti kasus Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian di Sumatera Selatan (Sumsel), yang tewas lalu jasadnya dicor di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat Palembang.

Di mana polisi masih memburu dua orang pelaku yang mengubur lalu mengecor korban di TPU Kandang Kawat, sedangkan untuk pelaku utamanya sudah berhasil diamankan.

Lalu ada kasus pembantai di KM Mina Sejati, dari total 36 orang Anak Buah Kapal (ABK), 13 lompat ke laut, dua ditemukan tewas dan 11 selamat.

Sementara 23 ABK yang ada di atas kapal termasuk tiga pelaku pembantain yang terdiri dari anak, bapak dan paman, hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Kemudian, kasus Hakim PN Medan yang ditemukan tewas di kebun sawit milik warga, dan yang baru-baru ini mahasiswi Universitas Bengkulu yang ditemukan tewas terkubur di belakang kosnya.

Hingga berita ini diturunkan, para pelaku pembunuhan tersebut belum berhasil ditangkap.

Berikut ini kaleidoskop pembunuhan sepanjang tahun 2019 yang Kompas.com rangkum:

1. Kesal diomeli soal utang, suami bunuh istri

Ilustrasi tewas.Shutterstock Ilustrasi tewas.

Pembunuhan ini terjadi pada awal Januari tahun 2019, Nita Jong (56), warga Citra Garden Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tewas di perkebunan Karet PTPN VIII, Blok Jalupang, Kampung Cikuda, Desa Lengkong, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, Rabu (2/1/2019) sekitar pukul 09.00 WIB.

Saat ditemukan warga, di tubuh korban terdapat luka melingkar di bagian leher yang diduga bekas cekikan.

Setelah melakukan serangkain pemeriksaan, aparat Kepolisian Polres Subang akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuh korban yakni TSO (58) yang tak lain adalah suaminya sendiri.

Pelaku dibekuk di KM 62 Tol Cipularang, setelah polisi melakukan pelacakan nomor kontak pelaku.

Kepada polisi, pelaku nekat membunuh istrinya karena kesal diomelin istri terus, gara-gara banyak utang.

Kapolres Subang AKBP M Joni mengatakan, korban dibunuh suaminya di kediamannya pada Senin (31/12/2018) sekitar pukul 16.00 WIB.

Setelah mengeksekusi korban, sambungnya, pelaku sempat panik dan bingung. Oleh pelaku, jasad korban kemudian ia masukkan ke kendaraan miliknya.

Pelaku lalu berkendara dengan membawa jasad korban di dalam kendaraannya selama tiga hari.

Selama tiga hari itu, pelaku berkendara ke Surabaya, Bandung, Indramayu, hingga akhirnya membuang jasad korban di Subang.

"Tiga hari pelaku berkendara," katanya yang dihubungi, Kamis (3/1/2019).

Baca juga: Usai Lakukan Pembunuhan, Suami Bawa Jenazah Istrinya Berkeliling 3 Kota

 

2. Seorang perempuan dibunuh lalu dibakar di spring bed

Petugas dari Tim Labfor Mabes Polri Cabang Palembang melakukan olah tempat kejadian perkara dengan cara membongkar dan mengambil sisa barang bukti di lokasi ditemukan mayat yang hangus terbakar ke kemarin.KOMPAS.com/Amriza Nursatria Petugas dari Tim Labfor Mabes Polri Cabang Palembang melakukan olah tempat kejadian perkara dengan cara membongkar dan mengambil sisa barang bukti di lokasi ditemukan mayat yang hangus terbakar ke kemarin.

Berita Warga Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan (Sumsel), dihebohkan dengan ditemukannya sesosok mayat perempuan dalam kondisi hangus terbakar di atas spring bed, Minggu (20/1/2019), jadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Mayat pertama kali ditemukan seorang warga bernama Wagino yang saat itu tengah mengembalakan kambing, oleh warga kejadian tersebut dilaporkan ke polisi.

Di tubuh mayat tersebut didapati pada lehernya masih terbelit kawat. Selain itu, pada sosok mayat ditemukan anting dan sisa telepon selular yang hangus terbakar.

Identitas korban terungkap setelah pencocokan data antemortem di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang,jam tangan hingga anting menjadi petunjuk pihak keluarga dan diyakini bahwa itu adalah IA (20).

Setelah melakukan penyelidikan, Polres Ogan Ilir akhirnya berhasil menangkap empat pelaku pembunuh Inah, keempatnya pelaku yakni Feri (30), Abdul malik (22), DP (16), dan FB (16), yang semuanya tercatat sebagai warga Muara Enim.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain mengatakan, motif pembunuhan yang dialami IA, dilatar belakangi utang piutang.

Sebelum ditemukan tewas terbakar di spring bed, sambung Zulkarnain, IA sebelumnya datang ke rumah kontrakan Asri di kawasan Desa Talang Taling, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.

"Korban berutang kepada pelaku Asri Rp 1,5 juta. Malam itu korban disuruh untuk melunasi utang tersebut," kata Zulkarnain saat gelar perkara, Rabu (23/1/2019).

Karena tak sanggup membayar, lanjutnya, korban IA akhirnya diperkosa oleh para tersangka serta mengalami kekerasan fisik.

Baca juga: Motif Pembunuhan Perempuan yang Dibakar di Spring Bed Diduga Utang

 

3. Sakit hati, calon pendeta ditemukan tewas di kebun sawit tanpa busana

Nang (20) dan Hendri (18) dua pelaku pembunuhan terhadap seorang calon pendeta inisial MZ (24) ketika berada di Mapolda Sumatera Selatan, Jumat (29/3/2019).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Nang (20) dan Hendri (18) dua pelaku pembunuhan terhadap seorang calon pendeta inisial MZ (24) ketika berada di Mapolda Sumatera Selatan, Jumat (29/3/2019).

Berita calon pendeta ditemukan tewas tanpa busana di areal PT PSM Divisi 3 Blok F19 Dusun Sungai Baung, Desa Bukti Batu Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Selasa (26/3/2019), menjadi sorotan pembaca di Kompas.com.

Kasus ini sendiri dapat terungkap setelah NP (9), seorang pelajar yang berhasil selamat dari kejadian tersebut ditemukan warga.

Diketahui NP bersama MZ pada Senin (25/3/2019) sekitar pukul 16.30 WIB telah diadang oleh dua orang yang mengenakan topeng saat melintas di kawasan Divisi 3.

Dua orang itu langsung menyeret mereka ke dalam areal kebun sawit dengan kondisi tangan diikat menggunakan ban motor bekas.

Setelah melakukan pemeriksaan saksi, pelaku pembunuh MZ berhasil ditangkap tak sampai 48 jam.

Keduan pelaku yakni Hen dan Nang, keduanya ditangkap di kawasaan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.

"Iya alhamdulilah belum sampai 48 jam, tim dari Polda Sumsel, Polres OKI dan Polsek sudah bisa menangkap pelaku inisial Hen dan Nang. Besok setelah bukti dan tersangka merapat ke Polda, kami akan rilis,sekitar pukul 15.00 WIB," kata Kapolda Sumse Irjen Zulkarnain saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (28/3/2019).

Motif pembunuhan MZ diduga karena asmara sehingga pelaku menyimpan kebencian kepada korban.

Baca juga: Dua Tersangka Pembunuhan Calon Pendeta Sempat Berpura-pura Bantu Pencarian Korban

 

4. Guru tari di Blitar di mutilasi

Suasana di rumah duka almarhum Budi Hartanto di Kelurahan Tamanan, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019) malam. Budi menjadi korban pembunuhan dan jenazahnya ditemukan di dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Blitar.KOMPAS.com/ M.AGUS FAUZUL HAKIM Suasana di rumah duka almarhum Budi Hartanto di Kelurahan Tamanan, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019) malam. Budi menjadi korban pembunuhan dan jenazahnya ditemukan di dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Blitar.

Seorang instruktur tari sekaligus pegawai honorer bernama Budi Hartanto (21), warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, ditemukan tewas tanpa kepala di dalam koper tanpa busana di pinggir sungai bawah Jembatan Desa Karanggondang, Blitar, Rabu (3/4/2019).

Dua pelaku pembunuh Budi ditangkap di bus saat hendak menuju Jakarta, kedua pelaku yakni Aris Sugianto dan Azis Prakoso.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, penyidik semula menduga motif pembunuhan adalah perampokan.

"Namun, belakangan menguat motifnya adalah asmara. Motif perampokan tidak terbukti," kata Frans, Jumat (5/4/2019).

Motif asmara diduga berada di balik kasus pembunuhan ini setelah penyidik terus memeriksa saksi dari orang-orang terdekat korban.

"Saksi-saksi terus bertambah. Kemarin 12, sekarang yang diperiksa sudah 14," ujarnya.

Baca juga: Sosok Pria Korban Mutilasi dalam Koper di Mata Keluarga, Guru Tari yang Banyak Uang

 

5. Prada DP mutilasi pacarnya

Prada DP ketika berada di Denpom II Sriwijaya, Jumat (14/6/2019). Prada DP diketahui menjadi terduga pelaku pembunuhan terhadap Fera.KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Prada DP ketika berada di Denpom II Sriwijaya, Jumat (14/6/2019). Prada DP diketahui menjadi terduga pelaku pembunuhan terhadap Fera.

Berita kasus mutilasi yang dilakukan oknum TNI Prada DP kepada pacarnya Fera Oktaria (21), warga Kecamatan Seberang Ulu (SU) II Palembang, Sumsel, menyita perhatian pembaca di Kompas.com.

Pasalnya, apa yang dilakukan Prada DP kepada kekasihnya terbilng cukup sadis, setelah membunuh korban dengan cara membekap mulutnya, ia pun memutilasi tubuh korban.

Kejadian tersebut terjadi di sebuah Penginapan Sahabat Mulia Nomor 06 Jalan PT Hindoli RT 05 RW 03 Kelurahan Sungai Lilin, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, bahkan membuat warga setempat heboh karena mayat disembunyikan di dalam spring bed, Jumat (10/5/2019).

Saat ditemukan, jasad Fera dalam kondisi tangan terpotong dan tanpa menggunakan busana bagian atas.

Mayat Fera pertama kali ditemukan Nurdin yang merupakan pengurus penginapan Sahabat Mulia. Ia mengaku curiga karena mencium bau busuk dari kamar 06 yang ditempati pelaku.

Setelah buron selama satu bulan, Prada DP akhirnya ditangkap oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) Sriwijaya, di sebuah padepokan di Kabupaten Serang, Banten, Kamis (13/6/2019).

"Yang bersangkutan diketahui di padepokan di Banten. Petugas langsung datang kesana menjemputnya. Tanpa perlawanan ia menyerahkan diri," kata Kapendam II Sriwijaya Kol Inf Djohan Darmawan, Jumat (14/6/2019).

Djohan mengatakan, Prada DP sudah cukup lama berada di padepokan tersebut sejak 10 Mei 2019 hingga akhirnya terdeteksi pada 13 Juni 2019.

"Di sana dia belajar ngaji. Berangkat dari Sungai Lilin menaiki bus,"ujarnya.

Selama di padepokan, Prada DP mengganti namanya menjadi Oji bin Samsuri.

Saat ditangkap, Prada DP membenarkan telah membunuh Fera. Motif pembunuhan yang dilakukan Prada DP lantaran terlibat keributan dengan korban, di mana Fera ingin dinikahi lantaran telah mengandung selama dua bulan.

Setelah menjalani serangkain persidangan, hakim akhirnya memutuskan bahwa Prada DP terbukti melanggar Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan hakim pun memvonis DP dengan hukuman penjara seumur hidup.

Baca juga: Prada DP Dipecat dari Satuan hingga Dituntut Penjara Seumur hidup, Keluarga Fera Tidak Terima

 

6. Tragedi pembantai di KM Mina Sejati

sejumlah  ABK KM Mina Sejati dengan saat dievakuasi dengan menggunakan Speedboat dari KRI Teluk Lada untuk dibawa ke  Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru, Selasa (20/8/2019)KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY sejumlah ABK KM Mina Sejati dengan saat dievakuasi dengan menggunakan Speedboat dari KRI Teluk Lada untuk dibawa ke Pelabuhan Dobo, Kepulauan Aru, Selasa (20/8/2019)

Kasus ini terjadi pertengahan bulan Agustus 2019, dan ini merupakan kasus yang paling besar di tahun 2019. Karena, dari total 36 orang Anak Buah Kapal (ABK) 13 lompat ke laut, dua ditemukan tewas dan 11 selamat.

Sementara 23 ABK yang ada di atas kapal termasuk tiga pelaku pembantain yang terdiri dari anak, bapak dan paman, hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Peristiwa pembantai ini terjadi di Perairan Aru, Maluku, Minggu (18/8/2019).

Pembunuhan di atas KM Mina Sejati bermula dari perkelahian antara Ferry Dwi Lesmana dan salah satu ABK lainnya saat sedang memancing cumi dari atas kapal tersebut.

Perkelahian di antara keduanya dipicu lantaran tali senar milik kedua ABK saling terkait, perkelahian dapat dilerai ABK lainnya.

Dari kejadian itu, Ferry marah dan mulai menyimpan dendam hingga akhirnya merencanakan pembalasan.

Pada tanggal 16 Agustus 2019, Ferry kembali terlibat perkelahian dengan ABK lainnya, namun dapat dilerai oleh ABK yang lain.

Puncaknya, pada tanggal 17 Agustus 2019, pukul 10.00 WIT, Ferry bersama dua ABK lainnya yakni Nurul Huda dan juga Qersim Ibnu Malik menyerang ABK yang lain dengan menggunakan senjata tajam.

Hubungan Fery, Nurul Huda dan Qersim Ibnu Malik sendiri merupakan keluarga dekat yakni sebagai anak, bapak dan paman.

“Jadi semua masalahnya dari situ,” kata Kapolres Kepulauan Aru AKBP Adolof Bormasa kepada Kompas.com via telepon selulernya, Senin (26/8/2019).

Baca juga: Detik-detik Pembantaian di KM Mina Sejati, Dilakukan Saat ABK Tidur

 

7. Istri sewa empat pembunuh bayaran untuk habisi suami dan anak tirinya

Proses olah tempat kejadian perkara temuan dia jenazah dalam mobil terbakar oleh anggota kepolisian di Cidahu, Sukabumi,Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).KOMPAS.com/BUDIYANTO Proses olah tempat kejadian perkara temuan dia jenazah dalam mobil terbakar oleh anggota kepolisian di Cidahu, Sukabumi,Jawa Barat, Minggu (25/8/2019).

Kasus ini terjadi pada akhir bulan Agustus 2019, bahkan kasus pembunuhan ini begitu menyita perhatian.

Betapa tidak, dengan teganya RK (45), nekat menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh suaminya Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54), dan anak tirinya M Adi Pradana alias Dana (23), bukan hanya dibunuh, kedua korban juga dibakar di dalam mobil minibus Toyota Calya berpelat nomor B 2983 SZH.

Jasad keduanya ditemukan di Jalan Cidahu-Parakansalak, Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (25/8/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.

Setelah polisi berhasil menangkap AK di Jakarta, pada Senin (26/8/2019), ternyata ada satu orang diduga pelaku lain yakni KV (25), yang merupakan anak kandungnya.

"Motifnya adalah tersangka AK menyewa empat eksekutor untuk membunuh suaminya, Edi Candra, dan anak tirinya, Dana, karena masalah rumah tangga dan utang piutang," ujar Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (26/8/2019).

Nasriadi menjelaskan, AK nekat menghabisi nyawa suami dan anak tirinya dengan menyewa pembunuh bayaran, lantaran terlilit masalah utang.

AK dan suami terlilit utang senilai Rp 10 miliar rupiah. Rinciannya, utang Rp 7 miliar di salah satu bank atas nama pelaku, Rp 2,5 miliar atas nama AK dan suaminya, dan utang kartu kredit Rp 500 juta.

"Jadi sekitar Rp 10 M," kata Nasriadi, seperti dilansir dari tayangan Kompas TV, Kamis (29/8/2019).

Uang yang dipinjam itu niatnya untuk menggagas sejumlah usaha, salah satunya seperti rumah makan. Namun, usaha tersebut gagal.

Dari utang sebesar itu, pasangan ini harus membayar cicilan ke bank Rp 200 juta setiap bulannya.

AK kemudian membujuk suaminya untuk menjual rumah mereka demi melunasi utang tersebut.

"Suaminya tidak mau karena rumah ini warisan orangtuanya," ujarnya.

Hal ini yang memicu AK nekat menyewa pembunuh untuk menghabisi suami dan anak tirinya. Selain motif utang, AK disebut juga punya motif sakit hati.

Baca juga: Istri Sewa 4 Pembunuh Bayaran untuk Habisi Suami dan Anak Tiri yang Jasadnya Dibakar

 

8. Empat kerangka manusia ditemukan di belakang rumah warga

Polisi melakukan olah TKP di lokasi penemuan empat kerangka manusia di kebun warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (26/8/2019).KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN Polisi melakukan olah TKP di lokasi penemuan empat kerangka manusia di kebun warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (26/8/2019).

Kasus penemuan empat kerangka manusia ditemukan di belakang rumah warga ini terjadi pada akhir Agustus 2019, kasus ini berbarengan dengan kasus istri sewa empat pembunuh bayaran untuk habisi suami dan anak tirinya.

Keempat kerangka manusia yang ditemukan di kebun warga merupakan satu keluarga yang hilang sejak lima tahun lalu.

Tiga dari empat kerangka tersebut merupakan anak Misem (76) yang telah lama dikabarkan merantau, yakni Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46) dan Heri Sutiawan (41).

Sementara satu kerangka lain adalah cucunya, Vivin Dwi Loveana (22), anak dari Ratno.

Keempat korban dibunuh oleh anak kedua Misem yakni Saminah (53) berserta tiga anak Saminah, Irvan Firmansyah (32), Achmad Saputra (27), dan Sania Roulita (37).

Kepada polisi, tersangka pembunuhan membeberkan kejahatan yang dilakukan sejak 9 Oktober 2014 silam tersebut.

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, pembunuhan itu terjadi akibatt pertikain soal harta Misem.

Selama beberapa tahun lalu sering terjadi percekcokan antara Saminah (Minah) dengan kakaknya, Supratno dan adik-adiknya, Yono dan Heri.

"Beberapa tahun terakhir mereka selalu cekcok terkait dengan penggunaan harta yang merupakan harta milik orangtuanya, Misem," katanya Selasa (27/8/2019).

Bambang menjelaskan, kakak beradik itu tingal di lahan Misem seluas 298 meter persegi.

Di lahan itu ada dua rumah yakni rumah yang ditinggali Misem dengan empat korban, serta rumah yang ditinggali empat pelaku.

"Saminah (Minah) sudah membangun rumah di lahan tersebut, dibangunkan mantan suaminya, ini menimbulkan kecemburuan yang lain. Sekitar 20 tahun lalu sempat datang pihak bank foto-foto rumah (Misem), seperti akan diagunkan. Ini menimbulkan kemarahan Minah dan memicu kemarahan saudara-saudaranya," jelasnya.

Baca juga: 4 Kerangka Manusia yang Ditemukan di Kebun Warga Diduga Satu Keluarga

 

9. Bocah lima tahun diperkosa dan dibunuh kakak dan ibu angkat

Polres Sukabumi hadirkan tiga tersangka kasus tewasnya bocah lima tahun saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Polres Sukabumi hadirkan tiga tersangka kasus tewasnya bocah lima tahun saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).

Berita ini sunguh memilukan, betapa tidak NP, bocah perempuan berusia 5 tahun tewas setelah dibunuh oleh ibu dan dua kakak angkatnya sendiri.

Sebelum ditemukan meninggal di aliran Sungai Cimandiri, Desa Wangunrenja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019) siang, NP terlebih dahulu diperkosa oleh dua kakak angkatnya.

Setelah mengetahui korban sudah tewas, ketiga tersangka yaitu SR alias Yuyu (39), dan dua anaknya, RG (16) dan R (14) membawa korban ke Sungai Cimandiri dan meletakan jenazah korban di aliran sungai hingga akhirnya ditemukan warga.

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi, NP tewas setelah dicekik oleh ibu angkatnya SR.

Aksi yang dilakukan SR, karena memergoki anaknya RG, sedang memperkosa NP. Melihat itu sontak tersangka SR pun kaget dan marah.

Dipergoki SR, RG langsung mencekik korban. Melihat anaknya melakukan aksi keji, bukannya mencegah, SR malah ikut mencekik korban hingga tewas.

Ditambahkan Nasriadi, SR dan dua anaknya, RG dan R sering melakukan hubungan intim atau inses.

Hal itu dilakukan karena SR, RG, dan R, sering menonton video porno.

"Hubungan asmara kedua laki-laki remaja dengan ibunya dan adik angkatnya ini dipicu karena sering menonton video porno dari telepon genggamnya. Keduanya berhalunisasi lalu melampiaskannya dengan ibu kandungnya dan adik angkatnya," ujar Nasriadi, dalam konferensi pers di Mapolsek Cibadak, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Cerita di Balik Bocah 5 Tahun yang Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat

 

10. PNS Kementerian PU dibunuh lalu dicor dalam makam

Jenazah Aprianita (50) ketika digali di TPU Kandang Kawat, Palembang,  Jumat (26/10/2019). Korban sebelumnya dibunuh oleh pelaku lalu dicor dilokasi tersebutKOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Jenazah Aprianita (50) ketika digali di TPU Kandang Kawat, Palembang, Jumat (26/10/2019). Korban sebelumnya dibunuh oleh pelaku lalu dicor dilokasi tersebut

Setelah dilaporkan hilang dan menjadi korban penculikan selama 17 hari, Apriyanita (50), pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, ditemukan tewas mengenaskan di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, dengan tubuh dicor, Jumat (25/201/2019).

Apriyanita tewas setelah dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50), Ilyas (26) dan Nopi alias Aci yang masih berstatus DPO.

Pembunuhan terjadi karena tersangka Yudi yang tak tahan ditagih terus menerus utang oleh korban sebesar Rp 145 juta.

Dari total uang Rp 145 juta, tersangka mengaku sempat mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta secara berangsur kepada korban.

Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya, di mana korban meminta uang sebesar Rp 35 juta.

Sebelum dibunuh, korban terlebih dahulu dicekoki minuman bercampur obat tetes lalu dijerat hingga tewas dan para pelaku kemudian mengecornya di TPU Kandang Kawat.

Direskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alpiani mengatakan, atas perbuatannya, Yudi dan Ilyas dikenakan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, dengan hukuman maksimal hukuman mati.

Sebab, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, pembunuhan itu telah direncanakan tersangka Yudi secara matang.

"Sampai pelaksanaan eksekusi, sampai menguburkan korban di TPU Kandang Kawat. Semuanya sudah direncanakan tersangka," ujarnya saat menggelar rekonstruksi di TPU Kandang Kawat, Palembang, Senin (2/12/2019).

Baca juga: Tukang Gali Kubur yang Cor Jenazah PNS Kementerian PU Pernah Ditahan di Lapas Nusakambangan

 

11. Jenazah dicor di bawah mushala, ibu dan anak jadi tersangka

Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres), dua tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019). Surya.co.id/Sri Wahyunik Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres), dua tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Kasus kerangka manusia yang dicor di bawah lantai mushala di dalam rumah menghebohkan warga Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Diketahui kerangka manusia itu bernama Surono (51) yang sudah menghilang tujuh bulan.

Jenazah Surono sendiri diketahui setelah anaknya Bahar (27) yang menelpon ibunya untuk menanyakan keberadaan ayahnya.

Saat menelpon, ibunya meminta kepada anaknya agar tidak menanyakan keberadaan ayahnya lagi. Sebab, Surono sudah dibunuh oleh orang berinisial J dan jenazah Surono sudah dicor di bawah mushala.

Mendapat kabar itu, Bahar pun kemudian pulang dan menemui kepala desa setempat serta menyampaikan apa yang diceritakan ibunya tersebut.

Namun, setelah melakukan penyelidikan, aparat kepolisian Jember berhasil mengungkap kasus kematian Surono, yang ditemukan tewas dan jenazahnya dicor di bawah mushala di dalam rumahnya.

Pelaku tak lain adalah istri dan anaknya sendiri yakni Busani (45) dan Bahar (27), polisi pun sudah menetapkan keduanya sebagai tersangka.

"Motif pembunuhan itu karena ekonomi, juga ada dendam yang dilatarbelakangi asmara," ujar Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal saat merilis pengungkapan peristiwa itu di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Alfian mengatakan, berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan pihak DIV Polda Jatim bersama Polres Jember Surono diduga dibunuh dengan menggunakan benda tumpul hingga meninggal dunia dan dikubur di dalam rumah.

"Kami juga menemukan beberapa barang bukti saat membongkar jasad korban yang dicor di bawah lantai mushala yakni linggis pajang 65 cm dengan diameter 4 cm yang beratnya 10 kg, kemudian baju dan sarung korban," ujarnya.

Baca juga: Terungkap, Ini Motif Ibu dan Anak Membunuh Korban yang Jenazahnya Dicor di Bawah Mushala

 

12. Hakim PN Medan ditemukan tewas di dalam mobil di area kebun sawit

-THINSTOCK -

Berita hakim PN Medan bernama Jamalludin (55) yang ditemukan tewas di sebuah mobil Toyota Land Cruiser dengan nomor polisi BK 77 HD di areal kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Jumat (29/11/2019), jadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Sampai saat ini polisi masih terus menyelidiki kematian Jamaluddin. Polisi menduga korban tewas diduga kuat karena dibunuh oleh orang dekat.

Kasatreskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto mengatakan, berdasarkan hasil otopsi, petugas menemukan adanya bekas jeratan di leher korban.

"Setelah di cek tentang keadaan tubuh korban, ada memar di bagian leher yang menghitam. Dari hidung, keluar cairan yang berwarna agak kekuningan," katanya dikutip dari TribunMedan.com.

Namun, sambungnya, pihaknya saat ini masih mengumpulkan sejumlah barang bukti baru.

Eko menambahkan, pihaknya masih terus melakukan pengembangan atas kasus tewasnya hakim PN Medan Jamaluddin.

Namun, menurut dia, hingga saat ini polisi belum menetapkan tersangka pelaku pembunuhan Jamaluddin.

"Sudah mengarah ke sana (orang dekat korban) dan masih melakukan penyelidikan intensif, " ujarnya.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Hakim PN Medan, Polisi Periksa 18 Saksi hingga Sudah Mengarah ke Pelaku

 

13. Mahasiswi Bengkulu ditemukan tewas terkubur di belakang kos

Mahasiswi bengkulu ditemukan terkuburANTARABENGKULUNEWS.COM Mahasiswi bengkulu ditemukan terkubur

Di penghujung akhir tahun 2019 ini, kasus pembunuhan dialami seorang mahasiswi Bengkulu bernama Wina Mardiani (20), mahasiswi semester V Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Bengkulu yang ditemukan terkubur di belakang kosnya, Minggu (8/12/2019) sore, setelah sempat menghilang selama tiga hari.

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh pihak keluarga yang curiga dengan bau busuk dari arah belakang kamar indekos korban.

Setelah melakukan serangkain penyelidikan dan penyidikan, polisi akhirnya berhasil mengungkap kasus tewasnya Wina. Ternyata, korban tewas setelah diduga dibunuh oleh PI (29), yang merupakan penjaga indekos korban di Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu.

Hal itu terungkap setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap TK, istri PI yang mengaku jika suaminya telah membunuh Wina.

Pembunuhan itu diakui PI saat hendak mengajak TK ke Bengkulu Utara.

Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna mengatakan, terduga pelaku membunuh korban karena merasa dendam dan sakit hati karena diminta memperbaiki motor milik korban yang rusak ditabrak pelaku.

Sampai pada saat kejadian, sambungnya, korban belum juga mendapat kepastian dari terduga pelaku ataupun istrinya untuk memperbaiki motor korban yang rusak.

"Tidak menutup kemungkinan bahwa motifnya itu karena balas dendam, ataupun karena jengkel atau sakit hati terhadap korban karena selalu ditagih-tagih terus untuk memperbaiki sepeda motor korban yang rusak," katanya di Mapolres Bengkulu, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Terungkap, Ini Motif Pelaku Bunuh Mahasiswi Bengkulu dan Kubur Jasadnya di Belakang Kos

 

Sumber: KOMPAS.com (Firmansyah, Dewantoro, Aji Yk Putra, Budiyanto, Fadlan Mikhtar Zain, Rahmat Rahman Patty, M Agus Fauzul Hakim, Achmad Faizal, Amriza Nursatria, Agie Permadi, | Editor: Candra Setia Budi, Aprilia Ika, Khairina, David Oliver Purba, Farid Assifa, Robertus Belarminus)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com