Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2019: 13 Kasus Pembunuhan yang Jadi Perhatian Publik

Kompas.com - 20/12/2019, 06:01 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Berita ini sunguh memilukan, betapa tidak NP, bocah perempuan berusia 5 tahun tewas setelah dibunuh oleh ibu dan dua kakak angkatnya sendiri.

Sebelum ditemukan meninggal di aliran Sungai Cimandiri, Desa Wangunrenja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019) siang, NP terlebih dahulu diperkosa oleh dua kakak angkatnya.

Setelah mengetahui korban sudah tewas, ketiga tersangka yaitu SR alias Yuyu (39), dan dua anaknya, RG (16) dan R (14) membawa korban ke Sungai Cimandiri dan meletakan jenazah korban di aliran sungai hingga akhirnya ditemukan warga.

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi, NP tewas setelah dicekik oleh ibu angkatnya SR.

Aksi yang dilakukan SR, karena memergoki anaknya RG, sedang memperkosa NP. Melihat itu sontak tersangka SR pun kaget dan marah.

Dipergoki SR, RG langsung mencekik korban. Melihat anaknya melakukan aksi keji, bukannya mencegah, SR malah ikut mencekik korban hingga tewas.

Ditambahkan Nasriadi, SR dan dua anaknya, RG dan R sering melakukan hubungan intim atau inses.

Hal itu dilakukan karena SR, RG, dan R, sering menonton video porno.

"Hubungan asmara kedua laki-laki remaja dengan ibunya dan adik angkatnya ini dipicu karena sering menonton video porno dari telepon genggamnya. Keduanya berhalunisasi lalu melampiaskannya dengan ibu kandungnya dan adik angkatnya," ujar Nasriadi, dalam konferensi pers di Mapolsek Cibadak, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Cerita di Balik Bocah 5 Tahun yang Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat

 

10. PNS Kementerian PU dibunuh lalu dicor dalam makam

Setelah dilaporkan hilang dan menjadi korban penculikan selama 17 hari, Apriyanita (50), pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, ditemukan tewas mengenaskan di tempat pemakaman umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, dengan tubuh dicor, Jumat (25/201/2019).

Apriyanita tewas setelah dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50), Ilyas (26) dan Nopi alias Aci yang masih berstatus DPO.

Pembunuhan terjadi karena tersangka Yudi yang tak tahan ditagih terus menerus utang oleh korban sebesar Rp 145 juta.

Dari total uang Rp 145 juta, tersangka mengaku sempat mengembalikan uang sebesar Rp 50 juta secara berangsur kepada korban.

Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya, di mana korban meminta uang sebesar Rp 35 juta.

Sebelum dibunuh, korban terlebih dahulu dicekoki minuman bercampur obat tetes lalu dijerat hingga tewas dan para pelaku kemudian mengecornya di TPU Kandang Kawat.

Direskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alpiani mengatakan, atas perbuatannya, Yudi dan Ilyas dikenakan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, dengan hukuman maksimal hukuman mati.

Sebab, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, pembunuhan itu telah direncanakan tersangka Yudi secara matang.

"Sampai pelaksanaan eksekusi, sampai menguburkan korban di TPU Kandang Kawat. Semuanya sudah direncanakan tersangka," ujarnya saat menggelar rekonstruksi di TPU Kandang Kawat, Palembang, Senin (2/12/2019).

Baca juga: Tukang Gali Kubur yang Cor Jenazah PNS Kementerian PU Pernah Ditahan di Lapas Nusakambangan

 

11. Jenazah dicor di bawah mushala, ibu dan anak jadi tersangka

Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres), dua tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019). Surya.co.id/Sri Wahyunik Bahar (kanan kapolres) dan Busani (kiri kapolres), dua tersangka pembunuhan Surono saat rilis di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Kasus kerangka manusia yang dicor di bawah lantai mushala di dalam rumah menghebohkan warga Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Diketahui kerangka manusia itu bernama Surono (51) yang sudah menghilang tujuh bulan.

Jenazah Surono sendiri diketahui setelah anaknya Bahar (27) yang menelpon ibunya untuk menanyakan keberadaan ayahnya.

Saat menelpon, ibunya meminta kepada anaknya agar tidak menanyakan keberadaan ayahnya lagi. Sebab, Surono sudah dibunuh oleh orang berinisial J dan jenazah Surono sudah dicor di bawah mushala.

Mendapat kabar itu, Bahar pun kemudian pulang dan menemui kepala desa setempat serta menyampaikan apa yang diceritakan ibunya tersebut.

Namun, setelah melakukan penyelidikan, aparat kepolisian Jember berhasil mengungkap kasus kematian Surono, yang ditemukan tewas dan jenazahnya dicor di bawah mushala di dalam rumahnya.

Pelaku tak lain adalah istri dan anaknya sendiri yakni Busani (45) dan Bahar (27), polisi pun sudah menetapkan keduanya sebagai tersangka.

"Motif pembunuhan itu karena ekonomi, juga ada dendam yang dilatarbelakangi asmara," ujar Kapolres Jember, AKBP Alfian Nurrizal saat merilis pengungkapan peristiwa itu di Mapolres Jember, Kamis (7/11/2019).

Alfian mengatakan, berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan pihak DIV Polda Jatim bersama Polres Jember Surono diduga dibunuh dengan menggunakan benda tumpul hingga meninggal dunia dan dikubur di dalam rumah.

"Kami juga menemukan beberapa barang bukti saat membongkar jasad korban yang dicor di bawah lantai mushala yakni linggis pajang 65 cm dengan diameter 4 cm yang beratnya 10 kg, kemudian baju dan sarung korban," ujarnya.

Baca juga: Terungkap, Ini Motif Ibu dan Anak Membunuh Korban yang Jenazahnya Dicor di Bawah Mushala

 

12. Hakim PN Medan ditemukan tewas di dalam mobil di area kebun sawit

-THINSTOCK -

Berita hakim PN Medan bernama Jamalludin (55) yang ditemukan tewas di sebuah mobil Toyota Land Cruiser dengan nomor polisi BK 77 HD di areal kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Jumat (29/11/2019), jadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Sampai saat ini polisi masih terus menyelidiki kematian Jamaluddin. Polisi menduga korban tewas diduga kuat karena dibunuh oleh orang dekat.

Kasatreskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto mengatakan, berdasarkan hasil otopsi, petugas menemukan adanya bekas jeratan di leher korban.

"Setelah di cek tentang keadaan tubuh korban, ada memar di bagian leher yang menghitam. Dari hidung, keluar cairan yang berwarna agak kekuningan," katanya dikutip dari TribunMedan.com.

Namun, sambungnya, pihaknya saat ini masih mengumpulkan sejumlah barang bukti baru.

Eko menambahkan, pihaknya masih terus melakukan pengembangan atas kasus tewasnya hakim PN Medan Jamaluddin.

Namun, menurut dia, hingga saat ini polisi belum menetapkan tersangka pelaku pembunuhan Jamaluddin.

"Sudah mengarah ke sana (orang dekat korban) dan masih melakukan penyelidikan intensif, " ujarnya.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Hakim PN Medan, Polisi Periksa 18 Saksi hingga Sudah Mengarah ke Pelaku

 

13. Mahasiswi Bengkulu ditemukan tewas terkubur di belakang kos

Mahasiswi bengkulu ditemukan terkuburANTARABENGKULUNEWS.COM Mahasiswi bengkulu ditemukan terkubur

Di penghujung akhir tahun 2019 ini, kasus pembunuhan dialami seorang mahasiswi Bengkulu bernama Wina Mardiani (20), mahasiswi semester V Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Bengkulu yang ditemukan terkubur di belakang kosnya, Minggu (8/12/2019) sore, setelah sempat menghilang selama tiga hari.

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh pihak keluarga yang curiga dengan bau busuk dari arah belakang kamar indekos korban.

Setelah melakukan serangkain penyelidikan dan penyidikan, polisi akhirnya berhasil mengungkap kasus tewasnya Wina. Ternyata, korban tewas setelah diduga dibunuh oleh PI (29), yang merupakan penjaga indekos korban di Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu.

Hal itu terungkap setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap TK, istri PI yang mengaku jika suaminya telah membunuh Wina.

Pembunuhan itu diakui PI saat hendak mengajak TK ke Bengkulu Utara.

Kasat Reskrim Polres Bengkulu AKP Indramawan Kusuma Trisna mengatakan, terduga pelaku membunuh korban karena merasa dendam dan sakit hati karena diminta memperbaiki motor milik korban yang rusak ditabrak pelaku.

Sampai pada saat kejadian, sambungnya, korban belum juga mendapat kepastian dari terduga pelaku ataupun istrinya untuk memperbaiki motor korban yang rusak.

"Tidak menutup kemungkinan bahwa motifnya itu karena balas dendam, ataupun karena jengkel atau sakit hati terhadap korban karena selalu ditagih-tagih terus untuk memperbaiki sepeda motor korban yang rusak," katanya di Mapolres Bengkulu, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Terungkap, Ini Motif Pelaku Bunuh Mahasiswi Bengkulu dan Kubur Jasadnya di Belakang Kos

 

Sumber: KOMPAS.com (Firmansyah, Dewantoro, Aji Yk Putra, Budiyanto, Fadlan Mikhtar Zain, Rahmat Rahman Patty, M Agus Fauzul Hakim, Achmad Faizal, Amriza Nursatria, Agie Permadi, | Editor: Candra Setia Budi, Aprilia Ika, Khairina, David Oliver Purba, Farid Assifa, Robertus Belarminus)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com