Tanah di hutan lindung diakui Budi memang begitu subur. Namun, di balik perambahan tersebut akan berdampak pada sumber mata air yang ada di hutan lindung.
Sebab, mata air di sana merupakan sumber mata air yang mengaliri Sungai Lematang yang sangat dibutuhkan warga.
"Kalau dibuka terus, di atas sana bisa longsor dan sumber mata air akan tertutup. Kami hanya bisa menjaga hutan adat dengan luasan 336 hektare agar hal itu tak terjadi," ujarnya.
Baca juga: Menyoal Fakta Serangan Harimau di Sumsel, Tiga Petani Tewas hingga Akibat Perburuan Liar
Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima orang petani di Pagaralam dan Lahat diterkam harimau sejak satu bulan terakhir.
Dari lima kejadian itu, tiga di antaranya tewas. Sementara dua orang lain mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24) petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang diserang oleh seekor harimau, pada Senin (2/12/2019). Akibat kejadian tersebut,dia mengalami luka cakaran di bagian paha kanan, perut dan bokong.