Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Edy Rahmayadi: Pemprov Anggarkan Rp 5 M untuk Penanganan Babi di Sumut

Kompas.com - 19/12/2019, 14:00 WIB
Dewantoro,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, Pemprov Sumut menganggarkan dana Rp 5 miliar untuk penanganan kasus babi mati di Sumut.

Diketahui, hingga kini sudah lebih dari 25.000 babi mati di sejumlah wilayah di Sumut disebabkan virus hog cholera dan indikasi African Swine Fever (ASF).

"Anggaran sementara ini Rp 5 miliar untuk babi," ujar Edy, usai apel gelar pasukan di Lapangan Benteng di Jalan Pengadilan, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kamis (19/12/2019).

Baca juga: Ribuan Babi Mati karena Hog Cholera, Peternak di Medan Diajak Beralih Budi Daya Ikan

Edy menjelaskan, dana tersebut digunakan untuk untuk patroli, membentuk pos-pos menutup jalan keluar dan masuknya babi, serta menyiapkan personel dalam membantu masyarakat untuk mengubur babi yang mati.

"Untuk pemusnahan, belum. Kalau pemusnahan, Anda bayangin babi di Sumut ini hampir mencapai 2 juta. Kalau dikalikan 3 juta saja per ekor, sudah berapa itu jumlahnya," kata dia. 

Edy menyampaikan, hingga kini babi yang terkena virus hog cholera maupun indikasi ASF masih menyerang pada babi.

Belum ada laporan bahwa virus tersebut menyerang binatang lain maupun manusia.

 

Pemprov Sumut masih memblokir penyebarannya dengan vaksin.

Edy mengatakan akan mengatasi wabah tersebut, setelah itu memikirkan rencana terhadap para peternak yang rugi. 

Diberitakan sebelumnya, sepekan yang lalu Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia menyebut jumlah babi yang mati sudah mencapai 27.070 ekor di 16 kecamatan di Sumut.

Menurutnya, babi di Sumut akan habis semuanya.

"Berdasarkan ilmunya, ini akan  habis semua. Karena pemain di case ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi. (apakah declare menunggu habis semua) enggak, ini masih terus dibahas. Sedang dicermati dengan tiga komponen tadi," ujar dia. 

Baca juga: Hoaks, Pesan Berantai 8 Babi di Denpasar Mati karena African Swine Fever

Tiga komponen yang dimaksudnya adalah, pertama, hasil uji lab yang mana ternyata terdapat reaksi terhadap ASF.

Kedua, kajian secara epidemologi, terkait dengan mulai kapan terjadi, berapa yang mati dan sakit.

Ketiga, terkait pola dan kecepatan penyebarannya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com