Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kasus Penyiksaan Satwa, Mata Kucing Ditusuk hingga Orangutan Terluka dengan 73 Peluru

Kompas.com - 18/12/2019, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah foto kucing warna putih yang digantung menggunakan tali di sebuah pohon, viral di media sosial.

Foto tersebut mendapat kecaman dari banyak warganet. Bahkan Bali Animal Defender bersama Bali Cat Lovers melaporkan pengunggah foto tersebut ke Polda Bali pada Senin (16/12/2019).

Selain penyiksaan kucing di Bali, terdapat beberapa kasus penyiksaan binatang yang diunggah di media sosial yang mendapat kecaman dari warganet.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 20 November 2019, fenomena kecaman warganet terhadap penyiksaan binatang yang viral merupakan reaksi yang rekatif dari masyarakat.

Baca juga: Viral Kucing Dicekoki Ciu, Kenapa Warganet Mudah Sekali Marah?

Hal tersebut dijelaskan dokter spesialis kesehatan jiwa di RS Gading Pluit, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dr Dharmawan AP, SpKJ.

"Ini kan masyarakat yang belum dewasa menyikapi media sosial. yang posting pun tidak bijaksana, yang bereaksi kan sama aja yang reaktif terhadap suatu kasus baik di medsos maupun langsung kejadian di masyarakat," ujar Dharmawan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/10/2019).

"Masyarakat yang reaktif, bukan asertif," kata dia.

Ia menjelaskan asertif merupakan kemampuan untuk mengomunikasikan apa yang diinginkan dan dipikirkan kepada orang lain, namun tetap menjaga dan menghargai perasaan pihak lain.

Berikut 7 kasus penyiksaan hewan yang mendapat kecaman warganet di media sosial:

1. Penusukan mata 12 kucing di Pontianak

Bunga, kucing 4 bulan dirawat di salah satu klinil hewan di Pontianak, Kalimantan Barat. Mata kanan bunga ditusuk dengan menggunakan kayu sedalam 8 cm.istimewa Bunga, kucing 4 bulan dirawat di salah satu klinil hewan di Pontianak, Kalimantan Barat. Mata kanan bunga ditusuk dengan menggunakan kayu sedalam 8 cm.
Pada November 2019, warga Kota Pontianak dihebohkan dengan kasus penusukan mata 12 kucing.

Pelaku penusukan adalah seorang pemuda yang berinsial AG warga Kota Pontianak.

Saat diamankan polisi, AG mengaku melakukan aksi tersebut setelah mendapat bisikan gaib.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak AKP Rully Robinson mengatakan berdasarkan hasil koordinasi kepolisian dengan Dinas Sosial Kota Pontianak dan pihak pengadu, Komunitas Animal Lover, AG dibawa ke rumah sakit jiwa.

"Sekarang yang bersangkutan (AG) sudah dibawa ke rumah sakit jiwa untuk penanganan lebih lanjut," kata Rully, Selasa (22/10/2019).

Rully menerangkan, AG telah langganan keluar masuk rumah sakit jiwa dan rumah penanganan orang telantar di Dinas Sosial Kota Pontianak.

"Dari keterangan (koordinasi) tadi, AG ini sudah 4 kali keluar masuk rumah sakit jiwa dan 4 kali keluar masuk penanganan dinas sosial," jelasnya.

Baca juga: Duduk Perkara Kasus Penusukan Mata 12 Kucing, Pelaku Dibawa ke Rumah Sakit Jiwa

2. Burung dilindungi ditemukan mati terikat di Surabaya

Bangkai burung dilindungi yang ditemukan komunitas fotografer di hutan Mangrove Surabaya.Dokumentasi Agus Azhari Bangkai burung dilindungi yang ditemukan komunitas fotografer di hutan Mangrove Surabaya.
Pada 29 September 2019 lalu, komunitas fotografer pecinta satwa yang sedang berburu foto di mangrove di kawasan timur Pantai Timur Surabaya menemukan bangkai lima jenis burung yang dilindungi.

Bangkai burung tersebut ditemukan ddengan kaki terikat dan tergantung di dahan pohon di hutan mangrove Wonorejo Surabaya.

Burung-burung yang ditemukan mati terdiri dari dua spesies, yaitu 4 ekor raja udang biru, dan seekor cekakak suci.

Raja udang biru atau Small blue kingfisher merupakan salah satu spesies dilindungi dan masuk The IUCN Red List of Thereatened Species.

"Burung raja udang biru merupakan spesies penetap dan berasal dari Indonesia, sedangkan spesies cekakak suci adalah burung yang melakukan migrasi saat musim dingin dari daerah asalnya, Australia," kata Agus Azhari, aktivis wild life photography Surabaya, saat dikonfirmasi, Selasa (8/10/2019).

Diduga kuat, burung-burung itu mati akibat tembakan senapan, karena dokter hewan menemukan bekas tembakan di bagian tubuh burung.

Baca juga: 5 Burung Dilindungi Ditemukan Mati dengan Kaki Terikat di Hutan Mangrove Surabaya

3. Di Tulungagung, kucing diduga dicekoki ciu

Ilustrasi kucing jenis Russian Blue.Shutterstock Ilustrasi kucing jenis Russian Blue.
Di Tulungagung, kematian seekor kucing sempat viral karena dugaan dicekoki minuman keras jenis ciu.

Video dengan konten kucing dicekoki miras jenis ciu itu berasal dari akun instagram @azzam_chanel.

Dari keterangan polisi, pada pada area tenggorokan dan bagian saluran pencernaan kucing mengalami iritasi. Penyebabnya diduga karena alkohol menyusul ditemukannya cairan alkohol di dalam tubuh kucing.

"(Penyebab) iritasinya disinyalir ada semacam cairan alkohol," ujar Ipda Anwari, Paur Humas Polres Tulungagung, saat dihubungi, Jumat (8/11/2019).

Baca juga: Hasil Otopsi Kucing yang Dicekoki Ciu, Ada Alkohol dan Luka

Selain itu, ditemukan beberapa luka pada bagian tubuh kucing mulai dari ekor, dan leher yang patah serta memar pada kerongkongan.

Sebelumnya, 5 orang saksi yang salah satunya adalah pemilik akun yang merekam dan mengunggah video kucing tersebut mengaku bahwa cairan yang diberikan pada kucing bukanlah alkohol tapi air degan.

Namun pernyataan tersebut berbeda dengan hasil pemeriksaan polisi.

Lima orang saksi adalah warga Desa Dukuh, Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Mereka membuat video konten tersebut pada 16 Oktober 2019 sekitar pukul 20.00 WIB.

Baca juga: Viral Kucing Mati Dicekoki Air Kelapa, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

4. Di Jakarta, anjing dibakar oknum pengemudi ojek online

Perbuatan seorang pengemudi ojek online yang membakar hidup-hidup seekor anjing dilaporkan ke polisi. INSTAGRAM/ christian_joshuapale Perbuatan seorang pengemudi ojek online yang membakar hidup-hidup seekor anjing dilaporkan ke polisi.
Lucky, anjing berjenis mix dalmatian dibakar hidup-hidup oleh oknum ojek online di wilayah Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (10/5/2019) malam.

Pengurus Yayasan Sarana Metta Indonesia, Chrstian Joshua Pale, mengatakan, sebelum Lucky diduga dipukul dengan botol dan dibakar hingga sekarat, oknum ojol yang bernama Maulady marah lantaran dicakar saat ia kencing di samping kandang.

Ia pun meminta agar anjing itu segera dipindahkan dan mengancam akan dibakar jika tak dipindahkan.

Karena pemilik anjing tersebut harus melaksanakan shalat tarawih, tidak ada yang memindahkan anjingnya.

"Ketika pulang pemiliknya sangat shock dan terpukul melihat kondisi Lucky sekarat dengan luka bakar di dalam kandangnya ternyata ancaman warga itu benar, Lucky dibakar hidup-hidup di dalam kandangnya yang sebelumnya kepala anjing tersebut dilempar dengan botol berisi bensin hingga pecah," kata Chrstian.

Baca juga: Sebelum Dibakar Hidup-hidup, Anjing Lucky Kerap Dapat Perlakuan Tak Menyenangkan

5. Orangutan di Medan diberondong 24 peluru

Paguh menjalani operasi pengeluaran 24 butir peluru di tubuhnya, dua peluru di antaranya penyebab kedua matanya buta, Kamis (28/11/2019)Handout Paguh menjalani operasi pengeluaran 24 butir peluru di tubuhnya, dua peluru di antaranya penyebab kedua matanya buta, Kamis (28/11/2019)
Paguh, orangutan berusia 25 taun terpaksa menjalani operasi setelah diberondong 24 butir peluru senapan angin.

Paguh awalnya ditemukan dalam kondisi sekarat oleh petugas patroli hutan.

Berdasarkan koordinasi dengan Human- Orangutan Conflict Rescue Unit (HOCRU), Paguh langsung dievakuasi ke Stasiun Karantina Orangutan Batumbelin- Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Karantina orangutan tersebut yang dikelola oleh dua lembaga swadaya, yakni The Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) dan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL).

Sayangnya tembakan tersebut membuat dua mata Paguh buta. Selain itu, dari hasil pemindaian sinar x, diketahui peluru menyebar di beberapa bagian tubuh.

Rinciannya, 16 peluru di kepala dan 4 di kaki dan tangan. Kemudian, 3 peluru di daerah panggul, dan satu peluru di daerah perut.

Baca juga: Kisah Tragis Orangutan: 24 Peluru di Badan dan Coba Bertahan Hidup dengan Kebutaan

6. Di Aceh, orangutan terluka dengan 73 tembakan

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)  Aceh melalui tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC dan masyarakat melakukan evakuasi terhadap satu individu orangutan dengan kondisi terluka dan kedua matanya buta diduga akibat tembakan senapan angin.  Rabu (27/11/2019).DOK BKSDA Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melalui tim SKW II Subulussalam bersama YOSL-OIC dan masyarakat melakukan evakuasi terhadap satu individu orangutan dengan kondisi terluka dan kedua matanya buta diduga akibat tembakan senapan angin. Rabu (27/11/2019).
Seekor induk orangutan di kawasan perkebunan warga Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh terluka dengan 73 butir peluru senapa angin bersarang di tubuhnya

Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji mengatakan dari hasil pemeriksaan di Sibolangit, induk orangutan itu juga mengalami patah tulang tangan dan kaki kanan serta jari. Ada luka bacok yang sudah bernanah di bagian punggung.

Sapto mengatakan, anak induk orangutan tersebut juga terkena luka tembak dan mati saat dilakukan proses evakuasi.

Induk orangutan akan dirawat di karantina Sibolangit, sedangkan anaknya yang mati juga dikuburkan di sana.

“BKSDA menyesalkan dan mengutuk siapapun yg melukai dan menyiksa kedua individu orangutan itu, dan akan berupaya bersama penegak hukum untuk bisa mengungkap kekejaman terhadap satwa dilindungi,” jelas Sapto dalam keterangan tertulis, Selasa (12/3/2019).

Baca juga: Induk Orangutan Terluka dengan 73 Peluru Bersarang di Tubuh

7. Di Bali, kucing disiksa dengan digantung

Kucing yang digantung dan diunggah di Facebook.Istimewa Kucing yang digantung dan diunggah di Facebook.
Unggahan foto kucing yang seperti digantung menggunakan tali di sebuah pohon viral di media sosial.

Foto tersebut diunggah di akun Facebook Dewa Candra.

Dalam keterangannya, ditulis dengan bahasa Bali yang artinya, "Ini ternyata yang memakan burung merpati saya pantesan terus hilang tanpa jejak, 9 ekor makan merpati. Sudah sejak seminggu saya intai," tulis Dewa Candra.

Sontak unggahan tersebut mendapat kecaman dari warganet.

Bahkan Bali Animal Defender bersama Bali Cat Lovers akan melaporkan akun Facebook Dewa Candra ke Polda Bali, Senin (16/12/2019).

"Kami laporkan karena kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan," kata anggota Bali Cat Lovers, Junian Christina, di Mapolda Bali.

Junian mengaku kecewa dengan apa yang dilakukan oleh pemilik akun Dewa Candra tersebut.

Jika memang merasa kesal, harusnya kucing tersebut diusir saja dan tidak disiksa seperti itu.

"Ini viralnya di sosmed, kita laporkan ke tim dari cyber crime (Polda Bali) untuk mengetahui posisi di pelaku," katanya.

Baca juga: Viral Kucing Disiksa dengan Digantung di Bali, Pengunggah Foto Dipolisikan

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Retia Kartika Dewi, Hendra Cipta, Achmad Faizal, M Agus Fauzul Hakim, Ryana Aryadita Umasugi, Mei Leandha, Raja Umar, Imam Rosidin | Editor: Sari Hardiyanto, Rachmawati, Robertus Belarminus, Kurnia Sari Aziza, Abba Gabrillin, David Oliver Purba, Khairina)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com