Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Andalkan Bantuan Pemerintah, Pondok Pesantren Luncurkan Beras Wali

Kompas.com - 18/12/2019, 05:22 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin terus mendorong pondok pesantren untuk memproduksi komoditas yang bernilai ekonomis.

Diharapkan, dengan adanya produk unggulan dari pondok pesantren mampu melahirkan kemandirian sekaligus menyiapkan santri untuk memasuki dunia kerja.

"Dengan semakin banyak pondok yang memiliki produk unggulan, maka cita-cita terwujudnya ekotren di Jawa Tengah akan terwujud secara maksimal. Seperti contohnya, Beras Wali dari Pondok Pesantren Wali, Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini," jelasnya, Selasa (17/12/2019).

Baca juga: Kisah Polisi Bantu Punguti Beras Milik Nenek yang Tercecer, Videonya Viral

Taj Yasin menyatakan, setelah memiliki produk, maka harus dilakukan sertifikasi agar mampu bersaing dengan produk lain yang sejenis.

"Dengan adanya sertifikasi tersebut, maka produk dari pondok pesantren bisa dijual di retail-retail yang ada di Jawa Tengah bahkan di Indonesia," paparnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Wali, KH. Anis Maftuhin mengungkapkan, Beras Wali adalah produk awal untuk kemandirian pondok.

"Jangan sampai pondok bergantung kepada bantuan pemerintah, apalagi kemajuan pondok terhambat karena tidak ada dana," terangnya.

Beras Wali, lanjutnya, adalah beras yang didapat dari penggilingan padi yang berada di sekitar pondok pesantren.

Selama ini, penggilingan tersebut tidak berkembang karena sudah dikuasai tengkulak.

Padahal, penggilingan padi tersebut hanya berkapasitas kecil, yakni antara lima kuintal hingga satu ton.

Baca juga: Nasib Korban Banjir di Kampar, Beras Mau Habis, padahal Tak Bisa Kerja

Anis mengatakan, pondok pesantren harus mampu memberikan manfaat untuk lingkungannya.

"Dengan adanya beras ini, maka ada nilai atau value lebih yang ditawarkan sehingga harganya lebih baik dan harapannya petani serta penggilingan padi lebih sejahtera," ungkapnya.

Beras Wali yang baru di-launching tersebut dikemas lima kilogram dan 10 kilogram.

"Titik awalnya adalah pemasaran di pondok pesantren. Nanti selanjutnya melebar ke masyarakat umum," kata Anis.

Dia optimistis beras ini akan mampu diterima karena kualitasnya cukup baik dan harganya bersaing dengan produk serupa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com