Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Foto Kucing Digantung di Pohon, Diduga Makan Merpati hingga hingga Dikecam Warganet

Kompas.com - 17/12/2019, 20:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Warganet dibuat heboh dengan foto seekor kucing yang mati tergantung di sebuah pohon.

Foto yang diketahui diunggah oleh akun Facebook atas nama Dewa Candra, segera mendapat kecaman warganet.

Bahkan, komunitas Bali Animal Defender dan Bali Cat Lovers berencana melaporkan akun Facebook Dewa Candra tersebut ke Polda Bali, Senin (16/12/2019).

"Kami laporkan karena kekerasan dan penyiksaan terhadap hewan," kata anggota Bali Cat Lovers, Junian Christina, di Mapolda Bali.

Baca juga: Viral Kucing Disiksa dengan Digantung di Bali, Pengunggah Foto Dipolisikan

Dari hasil penelusuran Kompas.com, unggahan tersebut dikirim ke sebuah grup Facebook Komunitas Merpati Karangasem (KMK) pada hari Sabtu (14/12/2019).

Dalam keterangan di bawah foto yang diunggah Dewa Candra itu tertulis keterangan dalam bahasa Bali, yang artinya:

"Ini ternyata yang memakan burung merpati saya pantesan terus hilang tanpa jejak, 9 ekor makan merpati. Sudah sejak seminggu saya intai," tulis Dewa Candra.

Baca juga: 5 Fakta Serangan Pitbull di Medan dan Makassar, Lukai Bocah 7 Tahun hingga Diduga Kejar Kucing

Sementara itu, Junian mengaku kecewa dengan apa yang dilakukan oleh pemilik akun Dewa Candra tersebut.

Menurutnya, jika memang merasa kesal, harusnya kucing tersebut diusir saja dan tidak disiksa seperti itu.

"Ini viralnya di sosmed, kita laporkan ke tim dari cyber crime (Polda Bali) untuk mengetahui posisi di pelaku," katanya.

Kasus kekerasan di Bali

Ketua Bali Animal Defender, Joviana Immanuel Calvary mengatakan, di Bali sepanjang tahun 2019, dari catatannya, ada 19 kasus penyiksaan terhadap binatang.

Dari angka tersebut, delapan kasus sudah P21 atau rampung.
"Sisanya penyeldikan," katanya.

Joviana menjelaskan, kasus penganiayaan kebanyakan dilakukan terhadap anjing.

Jadi, ada yang ditembak, dipukul pakai palu, penyiksaan di kandang sempit dan dibunuh perlahan.

"Macam-macam alasan, ada yang bilang nakal. Ia hukum anjingnya hingga mati. Ini semua di Bali, meliputi Karangasem, Bangli, Gianyar," katanya.

(Penulis: Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com