Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Macan Tutul Terekam Kamera "Trap" di Gunung Muria, Ada Betina dan 2 Anaknya

Kompas.com - 17/12/2019, 19:28 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Khairina

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Kawasan hutan di Pegunungan Muria wilayah Kabupaten Kudus, Jepara dan Pati, Jawa Tengah diidentifikasi menjadi habitat individu macan tutul jawa (Panthera pardus melas). 

Aktivitas pergerakan spesies "kucing besar" yang terancam punah di Indonesia itu terdokumentasi oleh kamera trap yang terpasang di sejumlah titik dalam area studi seluas 53,32 kilometer persegi.

Stakeholder Engagement Manager Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Rudi Zapariza menyampaikan, 13 ekor macan tutul terekam kamera jebakan yang sengaja dipajang untuk memonitoring satwa liar di kawasan hutan di Pegunungan Muria.

Umumnya, kata dia, macan tutul berukuran 1 meter hingga 2 meter tersebut terlihat saat sore hingga malam hari.

Baca juga: Fakta Petani Kopi Tewas Diterkam Macan Tutul, Peristiwa Serupa Pernah Terjadi 50 Tahun Lalu

Berdasarkan catatan YKAN, terakhir kali macan tutul di Pegunungan Muria muncul pada tiga bulan lalu.

Saat itu, terabadikan seekor induk betina beserta dua ekor anaknya tengah melintas di tengah hutan. Dari rekaman itu, terdeteksi pula seekor macan tutul mengalami luka pada fisiknya.

"Terekam 13 ekor macan tutul di Pegunungan Muria. Ada seekor terluka entah karena apa. Keseluruhan berusia dewasa. Yang terakhir terlihat seekor betina dan dua ekor anaknya. Rata-rata macan tutul yang biasa kami sebut macan kumbang ini terlihat saat sore dan malam," kata Rudi saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Selasa (17/12/2019).

YKAN mengajak masyarakat untuk melestarikan populasi macan tutul di kawasan hutan di Pegunungan Muria menyusul habitatnya dimungkinkan terganggu akibat pembukaan lahan terutama di kawasan lindung.

Selama ini, dalam kegiatan pendataan macan tutul di kawasan hutan di Pegunungan Muria, YKAN bekerjasama dengan Djarum Foundation dan Paguyuban Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH).

"Kemungkinan banyak sekali, lebih dari 13 individu macan tutul. Sebarannya menyebutkan di Pegunungan Muria. Namun sementara kita pakai data 13 individu macan tutul. Kita tak bisa mengatakan populasinya menurun, hanya habitatnya terganggu akibat pembukaan lahan," ujar Rudi.

Baca juga: Petani Kopi Tewas Diterkam Macan Tutul, BKSDA Sumsel Selidiki Penyebabnya

Dijelaskan Rudi, sejauh ini pihaknya belum pernah menemukan jejak adanya aktivitas perburuan macan tutul di kawasan hutan di Pegunungan Muria.

Hanya saja, sekitar 3 tahun lalu, tercatat ada seekor macan tutul yang memangsa ternak ke permukiman di kaki Pegunungan Muria wilayah Jepara mati dibunuh warga.

"Turun gunung karena kehabisan makanan. Kalau cerita perburuan macan tutul di Muria belum ada, yang ada itu di Jatim dan Jabar. Ayo masyarakat,  kita semua lestarikan satwa langka ini dan jangan sampai punah,"kata Rudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com