Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kasus Kriminal Penyelundupan Satwa di Indonesia, dari Malaysia hingga Dijual di Facebook

Kompas.com - 17/12/2019, 07:25 WIB
Setyo Puji

Editor

Operasi gabungan yang dilakukan Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum LHK) Wilayah Maluku Papua bersama dengan BKSDA Maluku Seksi Konservasi Wilayah I Ternate dan Polairud Polda Maluku Utara pada 20-19 September 2019, berhasil mengamankan 4 pelaku.

Adapun barang bukti yang diamankan ada sekitar 85 ekor burung yang dilindungi.

Di antaranya adalah :
- Kasturi ternate (Lorius garrulus) 49 ekor
- Kakatua putih (Cacatua alba) 15 ekor
- Nuribayan (Eclectus roratus) 11ekor
- Nuri kalung ungu (Eos squamata) 10 ekor
- Gantungan burung sebanyak 59 buah dan
- kandang sebanyak 3 buah.

“Penangkapan ini berawal dari operasi Intelijen Balai Gakkum Maluku Papua bersama Balai KSDA Maluku Seksi Wilayah I Ternate yang dilakukan dengan cara menyamar sebagai pembeli burung di 4 kabupaten di Provinsi Maluku Utara,” kata Kepala Seksi Wilayah II Ambon Balai Gakkum LHK, Yosef Nong melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (02/10/2019).

Baca juga: Tiga Bayi Orangutan Ditemukan dalam Kardus di Pekanbaru, Diserahkan ke BBKSDA Riau

3. Tawarkan burung langka di Facebook

Tim Gabungan terdiri dari Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Gorontalo serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam berhasil menangkap SP (30).

Warga Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo itu ditangkap aparat karena diduga melakukan jual beli satwa liar di Facebook.

Adapun barang bukti yang diamankan, yaitu sekitar 14 ekor burung langka.

Di antaranya adalah 3 ekor kakatua jambul kuning (Cacatua galerita), kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), 7 ekor nuri kepala hitam (Lorius lorry), 1 ekor perkici dora (Trichoglossus ornatus), dan 3 ekor nuri ternate (Lorius garrulous).

“SP menjual satwa dilindungi melalui Facebook dan langsung di lokasi. Kami menyita 14 ekor burung, hanya 1 yang tidak dilindungi,” kata William Tengker, Kepala Seksi Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sulawesi Wilayah III, Jumat (9/6/2017).

SP, lanjut dia, diduga sudah lama melakukan jual beli satwa langka. Karena itu, tim gabungan akan melakukan penelusuran kasus dan pihak yang terlibat.

Baca juga: Tawarkan Burung Langka di Facebook, Warga Gorontalo Ditangkap

4. Anak orangutan di dalam kardus

Tiga ekor bayi orangutan yang ditemukan dalam kardus didekat jembatan di Jalan Riau ujung, Kota Pekanbaru, Riau, diamankan di klinik satwa BBKSDA Riau, Minggu (15/12/2019).Dok. BBKSDA Riau Tiga ekor bayi orangutan yang ditemukan dalam kardus didekat jembatan di Jalan Riau ujung, Kota Pekanbaru, Riau, diamankan di klinik satwa BBKSDA Riau, Minggu (15/12/2019).

Tiga ekor bayi orangutan ditemukan warga dalam kardus di Jalan Riau Ujung, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau.

Oleh warga, orangutan tersebut diserahkan kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau.Ketiganya masih bayi, usianya sekitar dua atau tiga bulanan.

Kepala BBKSDA Riau, Suharyono mengatakan dari informasi yang didapat, warga sebelumnya melihat mobil berhenti dan menurunkan sebuah kardus. Setelah dicek ternyata berisi orangutan.

"Warga sempat berteriak melihat orang yang menurunkan kardus tersebut. Lalu mobil tersebut bergegas pergi dari lokasi," sebutnya.

Sumber : KOMPAS.com (Idon Tanjung, Fatimah Yamin, Rosyid A Azhar, Editor: Aprillia Ika, Erlangga Djummena).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com