Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahir 25 Desember, Pria Ini Bernama Slamet Hari Natal, Ini Kisahnya...

Kompas.com - 16/12/2019, 19:40 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

 

MALANG, KOMPAS.com – Slamet Hari Natal baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai tukang sampah, Senin (16/12/2019) siang.

Slamet lalu memarkir kendaraannya dan pulang ke rumahnya di Jalan Sangadi, RT 24 RW 8, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Slamet kerap mendapat perhatian. Terutama saat menjelang perayaan Natal. Slamet Hari Natal yang merupakan nama lengkapnya identik dengan perayaan Natal yang dirayakan oleh Umat Kristiani. Slamet sendiri merupakan penganut agama Islam.

Baca juga: Slamet Hari Natal Dikenal sebagai Warga yang Peduli Lingkungan

Slamet lahir tepat pada hari perayaan Natal, yakni pada 25 Desember 1962 di rumah Welasasih atau Bu Kis Kiyo, seorang bidan di Desa Kebonsari, Tumpang.

Kebetulan, bidan desa itu beragama Kristen Jawi Wetan.

Setelah lahir, bidan desa itu menyarankan agar anak kedua dari pasangan Ngatinah dan Syamsuri itu diberi nama Selamat Hari Natal karena bertepatan dengan perayaan Natal.

Orang tua Slamet setuju dan menyematkan saran dari bidan kepada dirinya. Karena masih lekat dengan logat Jawa, Selamat lantas berubah menjadi Slamet.

“Saya diceritai oleh Mamak saya, kenapa saya diberi nama Slamet Hari Natal karena saya lahir pada saat Natal. Kebetulan yang menangani kelahiran saya orang Nasrani, Kristen Jawi Wetan. Waktu itu bidannya menyarankan dari pada sulit cari nama, kasih saja nama Slamet Hari Natal supaya gampang diingat. Begitu ceritanya,” katanya Slamet di rumahnya, Senin (16/12/2019).

Baca juga: Punya Nama Unik, Slamet Hari Natal Sering Kesulitan Urus Administrasi

Oleh keluarganya, Slamet Hari Natal disapa Slamet. Namun, oleh teman-temannya Slamet kerap disapa Slamet Yesus, bahkan juga Natal.

“Saya dijuluki Slamet Yesus. Waktu SMP saya dipanggil Natal, bukan Slamet,” katanya.

Slamet mengenyam pendidikan di SDN Wonomolyo dan SMPN Tumpang.

Slamet tidak pernah menyesal memiliki nama yang tidak biasa. Baginya, nama hanya tanda yang melekat pada dirinya. Sedangkan baik atau tidaknya orang bergantung pada perilaku dan tutur katanya.

“Bagi saya nama hanya tanda. Baik tidaknya orang bukan dari nama, tapi dari perilaku dan tutur kata,” katanya.

Saat ini, Slamet memiliki tiga orang anak, yakni Arif Wendi Yunianto Frediansyah, Nova Dewi Nur Ayomi Ayu,dan Guruh Tedy Prasetyo Susanto. Guruh yang merupakan anak terakhirya merupakan prajurit TNI Angkatan Darat yang berdinas di Kalimantan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com