KOMPAS.com - Kasus penipuan berkedok biro perjalanan umrah dan haji kembali meresahkan masyarakat.
Di Banyumas, Jawa Tengah, ada ratusan warga yang menjadi korban dugaan penipuan biro perjalanan umrah.
Untuk mengelabui korban, mereka yang sudah melunasi pembayaran seringkali dijanjikan untuk segera berangkat ke Tanah Suci.
Namun demikian, janji hanya janji. Pemilik biro perjalanan umrah yang sekaligus pengasuh pondok pesantren di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturaden, Banyumas tersebut justru kabur dengan membawa uang yang telah dibayarkan para jemaah.
Akibat penipuan itu, total kerugian yang dialami oleh para jemaah mencapai sekitar Rp 1 miliar.
Berikut ini fakta selengkapnya :
Minggu (15/12/2019), belasan jemaah mendatangi pondok pesantren yang dijadikan kantor biro perjalanan umrah di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kedatangan mereka untuk meminta kepastian keberangkatan umrah.
Karena setelah hampir 9 bulan dijanjikan berangkat umrah, hingga sekarang tak kunjung terealisasi.
Salah satu calon jemaah umrah, Suwito (60) mengaku sudah membayarkan uang senilai Rp 50 juta untuk biaya umrah dengan istrinya.
Hanya saja ia kesal, karena sampai saat ini belum juga ada kejelasan waktu pemberangkatannya.
"Saudara istri saya juga ada lima orang yang ikut mendaftar umrah. Dulu mendaftar sebelum puasa, awalnya dijanjikan berangkat bulan puasa, tapi mundur-mundur terus, terakhir tanggal 26 November, tapi batal," katanya
Baca juga: Tak Kunjung Diberangkatkan, Belasan Calon Jemaah Umrah Geruduk Kantor Biro Perjalanan di Banyumas
Saat belasan korban dugaan penipuan umrah datang untuk meminta kejelasan, pemilik biro perjalanan sudah tidak ada di tempat dan gedung dalam keadaan kosong.