Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Bulan Tak Turun Hujan, Warga Selayar Andalkan Sumur Jodoh

Kompas.com - 15/12/2019, 11:33 WIB
Junaedi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SELAYAR, KOMPAS.com – Kemarau panjang melanda Kabupaten Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan.

Hujan sudah tidak turun di wilayah tersebut sejak lebih dari tujuh bulan terakhir.

Hal itu membuat warga Selayar, terutama di wilayah pengunungan, kesulitan mendapatkan sumber air bersih yang cukup. 

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti minum, mandi dan mencuci pakaian, sebagian warga terpaksa hanya mengandalkan Sumur Jodoh di pegunungan Selayar.

Sumur Jodoh terletak di Kampung Tua Bitombang, Kelurahan Bontobangun, Kecamatan Bontoharu.

Sumur tua yang tak pernah kering ini terletak di tengah hutan di pegunungan Bitombang.

Warga setempat menyebut sumur tua ini dengan sebutan Sumur Jodoh.

Konon, banyak kisah cinta pasangan muda mudi yang berakhir di pelaminan, bermula dari kunjungan ke sumur tua ini.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Kamis (12/12/2019), tampak sumber air Sumur Jodoh memancar dari akar pohon kenari tua yang berusia lebih dari 100 tahun.

Baca juga: Kado Natal dari Polisi untuk Anak-anak di Distrik Kwamki Narama, Papua

Meski Kabupaten Kepulauan Selayar dilanda kemarau panjang selama berbulan-bulan, namun sumur ini tak pernah kering.

Itulah sebabnya sumur ini menjadi sumber air bersih satu-satunya yang menjadi tumpuan warga Kelurahan Bitombang.

Warga mengandalkan sumur ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti mandi, mencuci dan minum.

Warga mengambil air bersih di lokasi ini dengan cara memikul atau menjinjing wadah.

Adapun, jarak Sumur Jodoh dengan pemukiman warga sekitar 1 hingga 2 kilometer.

Warga setempat biasanya datang dengan berjalan kaki, dengan menaiki dan menuruni perbukitan.

7 Bulan Tak Kunjung Hujan, Warga Selayar Andalkan Sumur Jodoh di PegununganKOMPAS.COM/JUNAEDI 7 Bulan Tak Kunjung Hujan, Warga Selayar Andalkan Sumur Jodoh di Pegunungan
Tempat mandi raja hingga jadi destinasi wisata

Sumur tua ini telah menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.

Pemerintah setempat telah membuka akses jalan ke lokasi sumur ini.

Sebelumnya, sumur ini hanya bisa dijangkau warga dengan berjalan kaki, karena jalan setapak tak cukup dilalui kendaraan roda dua, apalagi roda empat.

Menurut informasi, air jenih yang terdapat di sumur ini memiliki kandungan yang setara dengan air mineral dalam kemasan.

Sementara, berdasarkan cerita warga setempat, dahulu sumur ini pernah menjadi tempat mandi bagi para raja dan permaisurinya.

Rani, salah satu warga setempat mengaku hampir setiap pagi dan sore hari mendatangi sumur.

Dia biasanya datang untuk mengambil air bersih atau mandi.

“Rata-rata hampir semua warga larinya ke sini mencari air bersih untuk mandi, mencuci atau untuk minum. Kalau saya memang setiap hari mengambil air di sini,” kata Rani yang tinggal di Kampung Tua Bitombang.

Muhsin yang menjadi imam Masjid Bitombang menyebutkan, pohon kenari berusia ratusan tahun tersebut sudah sejak ia kecil menjadi sumber mata air yang diandalkan warga.

Air yang memancar dari akar pohon kenari tua ini tak hanya jernih, namun juga stabil meski saat musim kemarau panjang.

“Dulu ceritanya banyak remaja terpikat pasangan, karena sering ketemu di sumur tua ini. Makanya warga menyebutnya dengan sumur jodoh," kata Muhsin.

Baca juga: Jatuh dari Tebing Gunung Parang, AKBP Andi Nurwandi Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com