Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Ambil Sampel Koloni Kerang Hijau di Karawang

Kompas.com - 14/12/2019, 13:55 WIB
Farida Farhan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KARAWANG,KOMPAS.com-Tim Quality, Health, Safety, Security, dan Environment (QHSSE) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memantau munculnya koloni kerang hijau di muara Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang.

“Tim QHSSE yang bekerja sama dengan IPB telah melakukan pengambilan sampel biota laut, seperti kerang, ikan dan kualitas air laut," kata VP Relations PHE Ifki Sukarya melalui keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (14/12/2019).

Ifki mengatakan, pengambilan sampel tersebut membutuhkan proses. Namun ia memastikan hasilnya akan disampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Terkait pencemaran akibat tumpahan minyak di Karawang yang diduga jadi pemicu munculnya koloni kerang hijau, Tim QHSSE PHE ONWJ bakal melaksanakan program pemulihan lingkungan. 

Baca juga: Rentetan Persoalan Pertamina, dari Tumpahan Minyak di Karawang hingga Harga Avtur Mahal

Pemulihan berlangsung sesuai Permen LH 101 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Saat ini PHE ONWJ telah mengajukan Rencana Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup (RPFLH) ke KLHK.

“Untuk menjalankan program-program yang kami laksanakan, maka sesuai prosedur yang berlaku kami mengajukan persetujuan ke KLHK,” katanya.

Sebelumnya, koloni kerang muncul di Muara Sungai Buntu, Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang. Kemunculan itu menggegerkan warga, bahkan viral di media sosial.

Baca juga: Viral, Jutaan Kerang Muncul di Sungai Buntu Karawang

Koalisi Masyarakat Sipil Karawang (KMSK) turut menyoroti viralnya kemunculan kerang hijau tersebut. 

Mereka melaporkan kemunculan kerang tersebut ke KKP, KLHK, dan Pertamina Hulu Energi. Mereka khawatir kemunculan itu merupakan dampak dari tumpahan minyak.

Koordinator KMSK, Yuda Febrian Silitonga menyebutkan, Kerang hijau merupakan moluska yang makan dengan cara menyaring makanan yang terlarut dalam perairan.

 

Sehingga, kerang hijau kerap digunakan untuk menstabilkan kualitas air. Menurut Yuda, semakin banyak pencemar seperti tumpahan minyak, maka kerang hijau semakin invasif.

Meski kerang hijau memang memiliki habitat di Perairan Karawang, KMSK meminta KKP, KLHK dan PHE menyikapi serius persoalan tersebut. Yuda berharap laporannya tidak dipandang sebelah mata.

“Kemungkinan dari bahaya mengonsumsi kerang hijau dari perairan yang tercemar tumpahan minyak adalah kanker," kata Yuda Febrian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com