Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rifal Pembudidaya Ular, Berawal dari Hobi Kini Jadi Bisnis Menguntungkan

Kompas.com - 14/12/2019, 12:39 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Khairina

Tim Redaksi

 

JOMBANG, KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, memelihara ular merupakan sesuatu yang tak lazim.

Namun, hal itu tidak berlaku bagi Rifal Arizona, pemuda berusia 30 tahun asal Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Sejak 3 tahun lalu, Rifal menghabiskan hari-harinya bergelut dengan beragam jenis ular. Ada puluhan ekor ular piton yang kini dipeliharanya.

Di tempat penangkaran ular yang ada di bagian belakang rumah orangtuanya, Rifal memiliki koleksi beberapa jenis ular piton antara lain jenis tiger, golden child, platinum, dan normal.

Baca juga: Ular Piton Sepanjang 1 Meter Berkeliaran di Balai Kota Surakarta

Selain mengoleksi beberapa jenis ular piton, Rifal juga memiliki ular jenis lainnya, seperti ular Reticulatus hingga ular-ular yang memiliki motif unik.

Saat Kompas.com mengunjungi tempat penangkaran ular miliknya, Jumat (13/12/2019), Rifal menunjukkan puluhan ekor ular seukuran ibu jari dengan panjang sekitar 30 - 40 sentimeter.

Puluhan ekor ular itu ditaruh dalam boks plastik warna putih. Di antara puluhan ular kecil itu, ada beberapa ekor ular yang memiliki sisik dengan motif unik.

"Motif (sisik ular) ini banyak dicari karena unik," kata Rifal, saat ditemui Kompas.com dan sejumlah wartawan.

Selain puluhan ekor ular yang masih kecil, penghobi binatang reptil ini juga menunjukkan beberapa ekor ular piton berukuran sekitar 4 meter. Ular besar itu diletakkan di lemari kaca.

"Kalau yang ini beratnya kurang lebih 60 kilogram," ungkap Rifal sembari mengeluarkan ular terbesar koleksinya dari tempat penyimpanan ular.

Masa kawin ular

Dari beragam jenis ular yang dimiliki Rifal, ada beberapa ekor yang merupakan ular induk. Dari ular indukan itu, Rifal melakukan budidaya ular.

Proses budidaya ular, sebut dia, diawali dengan penyediaan ular indukan.

Setiap ular berukuran besar ditempatkan pada boks terpisah.

Lalu, saat masa kawin ular tiba, ular jantan dan betina ditempatkan dalam satu tempat.

Masa kawin ular terjadi pada bulan Maret - April.

Baca juga: Suami Selamatkan Istri dari Lilitan Ular Piton Sepanjang 6 Meter

Dijelaskan Rifal, setelah ular melakukan perkawinan, kedua ular dipisahkan agar ular betina bisa membuahi telur. Selanjutnya, telur ular yang dihasilkan oleh ular betina, dipindahkan ke tempat penangkaran.

Rifal mengatakan, ular yang dipeliharanya diberi makan ayam dan tikus putih.

Dalam satu bulan, dia menghabiskan belanja makanan ular sekitar Rp. 1,6 juta.

Dia mengungkapkan, ular hasil budidayanya rata-rata terjual sebanyak 10 ekor setiap bulan. Adapun harganya antara Rp. 100 ribu hingga Rp. 1,5 juta per ekor ular.

"Pembelinya banyak dari luar kota. Untuk harganya tergantung, mulai dari Rp. 100 ribu sampai dengan Rp. 1,5 juta," ujar Rifal.Berawal Dari Hobi

Rifal Arizona mengungkapkan, aktivitasnya memelihara dan membudidayakan ular, berawal dari hobi yang dia miliki.

Sebelum menekuni aktivitas budidaya ular, dia memiliki kesukaan dan kecintaan khusus pada beragam jenis hewan reptil.

"Awalnya sih hobi, saya suka hewan, lalu kenal sama komunitas. Dari situ punya pikiran memelihara, sampai punya pikiran ternak," ungkap Rifal.

Berangkat dari hobi, Rifal meyakini pemikirannya untuk budidaya ular akan berhasil. Keyakinan itu membuat mulai memulai proses budidaya ular dan berlangsung hingga saat ini

."Pemikiran saya, kalau hobi itu mau kita tekuni, nantinya akan menghasilkan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com