Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gunungkidul Bongkar Talud yang Diduga Jadi Sarang Ular Kobra

Kompas.com - 13/12/2019, 18:58 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 06, Dusun Kepek I, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, membongkar dinding penahan tanah atau talud yang selama ini diduga menjadi sarang ular kobra yang beberapa hari terakhir muncul.

Hingga saat ini total ada 21 anakan dan satu indukan yang tertangkap warga. 

Dari pengamatan  Kompas.com , Jumat (13/12/2019), talud yang berada di tengah permukiman warga itu kondisinya memang sudah rusak, banyak retakan dan lubang.

Di beberapa lubang terdapat kamper yang sengaja dipasang agar ular tidak keluar.

Tiga pekerja mulai membongkar talud, dengan agak berhati-hati karena takut ular muncul.

Namun, hingga siang tidak ada tanda kemunculan ular jenis kobra yang beberapa pekan terakhir muncul.

"Pembongkaran ini upaya mencari sarang ular kobra," kata Kepala Dusun Kepek I, Sukirno di lokasi, Jumat.

Baca juga: Ular Kobra Muncul di Pemukiman Saat Musim Hujan, Ahli LIPI Jelaskan

Penelusuran keberadaan sarang ular terus dilakukan sejak kemunculan ular-ular tersebut pada Senin (2/12/2019) lalu.

Pihaknya berkoordinasi dengan pawang dan pecinta reptil untuk mengetahui keberadaan indukan ular.

21 anakan ular kobra yang ditangkap oleh warga, sebagian besar dibawa oleh pawang, dan pecinta reptil di Gunungkidul. 

"Keterangan pawang ularnya itu bilang, kalau kemungkinan ini (talud) jadi tempat strategis bertelur ular. Terus hari ini mulai kami bongkar (taludnya), apalagi yang punya (pekarangan) juga mengizinkan," ujar dia. 

Salah seorang warga Kepek I Ervan Bambang menambahkan, warga terus berupaya mencari keberadaan indukan ular kobra.

Diketahui kemunculan kobra terjadi setiap akhir November hingga awal Desember, sejak tahun 2016 hingga saat ini.

Pada tahun 2017, warga berhasil menangkap 32 ekor anakan ular kobra dan tahun di 2018 berhasil menangkap 17 ekor anakan ular kobra.

"Setiap malam warga ronda, mencari keberadaan ular kobra di sini," kata Ervan. 

Anggota relawan Gunungkidul Reptil Independen, Dino Ashar Setiawan mengatakan, selain belasan ular kobra, dirinya menangkap ular kadot, ular air, dan dua ekor weling di sekitar Dusun Kepek I.

"Untuk ular kobra seringnya disebut ular kobra jowo. Untuk ular yang besar memiliki kelamin perempuan," kata dia.

Selain di Dusun Kepek I, anakan ular kobra juga ada di Dusun Tenggaran, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo.

Baca juga: Teror Ular Resahkan Warga Klaten, 13 Anakan Kobra Berkeliaran

 

Salah seorang warga Dusun Tenggaran. Agus mengatakan, ular kobra muncul Rabu (11/12/2019) malam dan Kamis (12/12/2019).

"Pas dipukul pakai kayu sama ayah saya itu ularnya malah berdiri, dan kelihatan ada warga kuning di bagian lehernya. Nah, tahu itu (ular) kobra saya langsung refleks ikut memukuli ularnya sampai mati," ujar dia.

Masyarakat di sana akan melakukan pembersihan gorong-gorong untuk mencegah kemunculan kembali ular kobra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com