Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Warga Sumsel Tewas Diterkam Harimau, DPRD Desak Gubernur Lebih Peduli

Kompas.com - 13/12/2019, 17:58 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Anggota DPRD Sumatera Selatan(Sumsel) Budiarto Marsul meminta Gubernur Herman Deru untuk lebih peduli kepada masyarakat terkait teror harimau yang saat ini telah merenggut tiga korban jiwa.

Hal itu disampaikan Budiarto langsung kepada Herman dalam sidang Paripurna VII di gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (13/12/2019).

"Rata-rata yang diterkam adalah petani. Kita harap ada kepedulian dari pemerintah provinsi karena statusnya sudah mengkhawatirkan. Kita harap pemprov beserta TNI dan Polri dapat turun tangan," kata Budiarto.

Menurut Budiarto, teror harimau itu makin hari membuat warga takut untuk beraktivitas. Bahkan, saat ini ladang, kebun dan sawah sudah ditinggalkan warga karena tak ingin menjadi mangsa raja hutan tersebut.

"Ini dapat mengganggu ekonomi masyarakat. Semuanya sekarang ketakutan,"ujarnya.

Baca juga: Kasus Petani Kopi Tewas Diterkam Harimau, BKSDA: Korban Masuk ke Habitatnya

Tanggapan Gubernur Sumsel

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sumsel Herman Deru menjelaskan, jika kasus itu telah ia sampaikan kepada Menteri Lingkungan Hidup pada beberapa waktu lalu.

Selain itu, Herman mengaku akan meninjau langsung tempat munculnya harimau yang meresahkan masyarakat di tiga Kabupaten/kota, Pagaralam, Lahat dan Muara Enim.

"Kita akan bersama-sama ke sana mungkin anggota DPRD dari, Pagaralam, Lahat juga ingin meninjau. Kita lakukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat agar dapat kembali ke sana," kata Herman Deru. 

"Tentunya, saat ini masih menanti hasil laporan dari pihak Kepolisan juga, karena ada pula petilasan jejak harimau yang dibuat oleh manusia," ucap Herman Deru.

Herman menduga, fenomena kemunculan harimau tersebut karenakan adanya interaksi proses geotermal di wilayah itu sehingga membuat habitat harimau menjadi terganggu.

"Harimau tidak pernah keluar dari habitat, dia tetap di sana. Hanya beberapa oknum yang berkebun di habitatnya itu. Kedua ada fenomena alam, dari informasi lapangan, ada interaksi ada proses geotermal yang terjadi," kata dia.

Baca juga: Lagi, Petani Kopi Tewas Diterkam Harimau di Lahat

Konflik harimau vs manusia

Untuk diketahui, tewasnya Mustadi (50) yang tercatat sebagai warga Desa Pajar Bulan, Kecamatan Semendo Darat, Kabupaten Muara Enim, menambah panjang daftar petani yang menjadi mangsa harimau.

Konflik antara harimau dan manusia di Pagaralam dan Lahat telah empat kali terjadi. Dari empat kali kejadian tersebut, dua berhasil selamat dan dua tewas.

Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24), petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, yang diserang oleh seekor harimau pada Senin (2/12/2019). Akibat kejadian tersebut, ia mengalami luka cakar di bagian paha kanan, perut, dan bokong.

Lalu korban lain adalah Irfan (19), wisatawan Taman Gunung Dempo, Kota Pagaralam, yang harus menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka robek yang serius. Ia diterkam harimau ketika sedang kamping bersama rekannya pada Sabtu (16/11/2019).

Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau pada Minggu (17/11/2019).

Terakhir adalah Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang seusai diterkam harimau ketika berada di kebun di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Kamis (5/12/2019).

Baca juga: 3 Pembunuh Harimau Sumatera di Riau Ditetapkan Jadi Tersangka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com