Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Budidaya Jamur Kuping, Diserang Penyakit hingga Diolah Jadi Cendol

Kompas.com - 13/12/2019, 17:47 WIB
Sukoco,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Hawa dingin menyelimuti Dukuh Punthuk Kopen, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Kamis (12/12/2019).

Beberapa hari terakhir hujan cukup deras mengguyur kawasan tersebut.

Dengan selang di tangan, Saiful yang sering disapa Gimbal membasahi susunan plastik yang berisi media tumbuh jamur kuping di bangunan sepanjang 7x4 meter tersebut.

Ribuan jamur sebesar telapak tangan terlihat menjuntai siap dipanen.

“Disiram untuk menjaga kelelmbaban udara. Kalau malam udaranya bagus, kombong bagian bawah kita buka biar udara masuk,” ujar pria berambut gimbal tersebut saat ditemui Kompas.com, Kamis.

Jamur kuping dengan diameter hampir 20 sentimeter tersebut siap dipanen.

Hari ini merupakan panen kedua yang dilakukan Saiful Gimbal.

Dari 8.000 baglog atau media siap panen yang dimiliki, saat ini dia mengaku mampu menghasilkan 1,2 ton jamur basah setiap kali panen.

“Per kilonya diterima pabrik Rp 10.000. Panennya bisa sebuan 2 kali," kata Gimbal.

Diserang penyakit hingga rugi jutaan rupiah

Pada 4 tahun lalu, Desa Gonggang merupakan sentra penghasil jamur kuping terbesar di Magetan.

Gimbal selaku pelopor budidaya jamur kuping di desanya mengatakan, setiap pekan, desanya mampu menghasilkan 2 ton jamur kering dengan harga Rp 62.000 per kilo.

“Perputaran uang di desa sini saat itu hampir Rp 500 juta setiap minggu dari panen jamur kuping yang dijual kering,” kata Gimbal.

Saat itu, lebih dari 180 pemuda di Desa Gonggang terjun menggeluti budidaya jamur kuping. Setiap orang sedikitya memiliki 8.000 hingga 20.000 baglog.

“Saat itu, saya punya 1,7 juta baglog yang dikelola oleh sejumlah pemuda di sini,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com