Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Banjir Bandang di Sigi, Dua Meninggal hingga Bupati Minta Warga Waspada

Kompas.com - 13/12/2019, 16:21 WIB
Setyo Puji,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua warga di Dusun III, Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menjadi korban dalam musibah banjir bandang yang terjadi pada Kamis (12/12/2019).

Korban meninggal itu diduga tidak mengetahui banjir bandang yang melanda rumahnya karena sedang lelap tertidur.

Selain memakan korban jiwa, banjir juga merendam dan merusak puluhan rumah di wilayah tersebut.

Menyikapi kondisi itu, pemerintah daerah setempat dibantu aparat TNI dan Polri langsung turun ke lapangan untuk meninjau tempat terjadinya banjir bandang.

Sejumlah fasilitas seperti dapur umum, logistik, dan tim medis juga langsung diterjunkan untuk membantu para korban.

Baca juga: Tengah Tertidur, Ayah dan Anak di Sigi Tewas Saat Banjir Bandang Datang

Berikut ini fakta selengkapnya :

1. Dua korban jiwa

Ilustrasi tewas.Shutterstock Ilustrasi tewas.


Banjir yang melanda Dusun III, Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah itu terjadi pada Kamis (12/12/2019) sekitar pukul 18.30 WIB.

Wilayah tersebut memang menjadi langganan terjadi banjir bandang saat musim penghujan tiba.

Dua korban yang meninggal dunia itu, diketahui merupakan ayah dan anak yang tinggal dalam satu rumah.

Korban diduga tidak mengetahui saat adanya banjir bandang yang melanda rumahnya, karena sedang tertidur lelap.

"Saya mendapat laporan bahwa dua orang yang meninggal dunia ini adalah bapak dan anak. Namanya Yan Kristian Bambareni (50) dan anaknya bernama Reski Anugrah (10)," ujar Kepala SAR Palu Basrano.

Baca juga: Pengungsi Banjir Bandang Butuh Selimut, Makanan, Tikar dan Air bersih

2. Rumah rusak

Ilustrasi rumah rusakKOMPAS.com/ IKA FITRIANA Ilustrasi rumah rusak


Selain memakan korban jiwa, musibah banjir bandang yang terjadi di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi tersebut juga merusak puluhan rumah.

Seperti dilansir dari Antara, ada sebanyak 57 rumah di desa tersebut yang rusak diterjang banjir bandang yang disertai lumpur pada Kamis malam itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Bartolomeus Tandigala mengatakan, banjir bandang itu datang dari gunung yang ada di atas pemukiman penduduk menyusul hujan deras mengguyur wilayah Kulawi beberapa hari terakhir.

Sebelumnya, pada 8 Desember 2019 banjir lumpur juga menerjang Desa Poi di Kecamatan Dolo Selatan. Hanya saja tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.

Baca juga: Banjir di Kampar Meluas, Rendam Rumah Warga di Tiga Kecamatan

3. Aparat keamanan turun

Ilustrasi BanjirKOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA Ilustrasi Banjir

Banjir bandang yang memakan korban jiwa dan merusak puluhan rumah warga menjadi keprihatinan berbagai pihak.

Mendapat informasi musibah itu, aparat keamanan langsung turun meninjau lokasi bencana.
Mereka juga membawa sejumlah perlengkapan, untuk membantu para korban.

"Kami bersama rombongan Danrem berangkat jam 05.40 Wita dengan membawa perlengkapan tenda, alat dapur umum dan logistik tim kesehatan," kata Kepala Penerangan Korem 132/Tadulako, Kapten Ahmad Jayadi seperti dilansir dari Antara, Jumat (13/12/2019).

Selain merusak rumah dan memakan korban jiwa, akses ke lokasi banjir juga sulit dijangkau karena salah satu jembatan di desa terputus akibat hantaman batu dan lumpur.

Baca juga: 4 Fakta Banjir di Rokan Hulu, Rumah Terendam hingga Siswa Berenang saat Sekolah

4. Bupati minta warga waspada

ilustrasi banjir ilustrasi banjir

Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapata mengaku prihatin dengan musibah yang menimpa warganya di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.

Ia meminta warganya yang menjadi korban untuk tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan.
Menurutnya, bencana banjir lumpur ini sudah melanda wilayahnya selama dua kali dalam dua pekan terakhir.

Banjir pertama terjadi pada 8 desember 2019 di Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, namun banyak rumah yang rusak diterjang banjir.

"Tentu ini sangat memilukan hati, termasuk saya dan keluarga ikut merasakan beratnya cobaan ini," kata Bupati Irwan seperti dilansir dari Antara, Jumat (13/12/2019).

Karena itu, pihaknya meminta warganya untuk tetap waspada yang bermukim di dekat aliran sungai, perbukitan, dan kawasan hutan.

Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati |Editor : David Oliver Purba

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com