Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Babi Mati karena Hog Cholera, Peternak di Medan Diajak Beralih Budi Daya Ikan

Kompas.com - 13/12/2019, 16:18 WIB
Dewantoro,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAs.com - Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, telah mengajak para peternak babi yang ada di Medan untuk beralih ke budi daya ikan.

Ajakan itu menyusul banyaknya babi yang mati di Medan karena hog cholera atau kolera babi.

Kejadian itu benar-benar merugikan para peternak babi.

"Kita sedang meyakinkan mereka untuk mengonversi dalam bentuk ternak ikan lele, gurame, dan nila, karena dinas pertanian kita bekerjasama dengan Kemen PU Pera," ujar Akhyar, di sela-sela fun walk dalam peringatan Hari Migran Sedunia yang digelar International Organization of Migrant di Desa Namo Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan, Jumat (13/12/2019).

Baca juga: Virus Demam Babi Afrika Tak Segera di-Declare Sebagai Penyebab 27.000 Babi Mati di Sumut

Akhyar mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan bibit ikan. Apalagi, pasar ikan nila, lele, dan gurame juga ada banyak.

"Ayo kita yakinkan mereka untuk mau mengonversinya," kata Akhyar.

Soal antisipasi, menurutnya, di mana saja ada kematian babi di wilayah Kota Medan.

Pihaknya siap membantu untuk menguburkan bangkai babi tersebut.

"Di mana saja, ada tempatnya kita siapkan alatnya. Selama ini pun itu yang kita lakukan. Dikubur itu penting, supaya tak menyebar ke mana-mana. Mengubur itu untuk memotong vektor pembawanya," ujar Akhyar.

Diketahui, ada 27.070 babi di 16 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang mati karena hog cholera. Babi yang mati bahkan terindikasi terkena African Swine Fever (ASF) atau demam babi.

Salah satu daerah yang terdampak yaitu di Medan, dengan populasi 7.221 ekor babi. Data itu berdasarkan laporan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut.  

Kepala Balai Veteriner Medan Agustia mengatakan, kematian babi akibat virus tersebut sangat cepat.

Setiap hari babi yang mati bisa bertambah 1.000 - 2.000 ekor.

Angka 27.070 ekor itu adalah angka yang terlapor pada 11 Desember. Sehari sebelumnya, masih di angka 25.656 ekor. 

"Berdasarkan ilmunya, ini akan habis semua. Karena pemain di case ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi," kata Agustia, Kamis (12/12/2019) siang.

16 kabupaten/kota yang terdampak yakni Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara,  dan Tapanuli Tengah.

Baca juga: Hoaks, Pesan Berantai 8 Babi di Denpasar Mati karena African Swine Fever

Daerah lain yaitu Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.

"16 kabupaten/kota itu memang kantong ternak babi atau populasi babi di Sumut," ujar Agustia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com