Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Ini Merampas Perhiasan Anak SD dan TK, Begini Modusnya

Kompas.com - 13/12/2019, 15:52 WIB
Amran Amir,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - S (43) yang merupakan ibu rumah tangga, dibekuk Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Sektor Wara, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Kamis (12/12/2019).

S ditangkap lantaran beberapa kali mencuri perhiasan yang dikenakan anak-anak sekolah dasar (SD).

Pembantu Unit (Panit) II Reskrim Polsek Wara Ipda Andi Akbar mengatakan, pelaku ditangkap di rumahnya di Perumahan Benteng Raya, Kelurahan Benteng, Kecamatan Wara Timur.

“Pelaku setiap melakukan aksi pencurian, terlebih dahulu mendatangi sekolah yang menjadi terget," ujar Andi Akbar saat dikonfirmasi, Kamis.

Baca juga: Pemusnahan Barang Bukti Pistol Ternyata Tak Mudah, Begini Caranya

Setelah mendatangi sekolah, S kemudian membujuk anak sekolah atau siswi yang sedang sendirian untuk diajak ke seputaran Lapangan Pancasila.

Kemudian, S membujuk korban untuk membuka aksesoris emas yang digunakan, dengan alasan anak sekolah dilarang menggunakan emas ke sekolah.

"Jika korban tidak mau membuka aksesoris emas yang digunakan, kemudian pelaku membukanya sendiri dengan cara memaksa,” kata Andi.

Setelah dimintai keterangan, pelaku mengakui perbuatannya telah melakukan pencurian di Kota Palopo, sesuai dengan laporan warga atau orangtua korban sebelumnya.

“Pelaku ini telah beberapa kali dilaporkan warga sejak beberapa bulan lalu, dalam dugaan tindak pidana pencurian dan atau penipuan,” ucap Akbar.

Selain itu, menurut Akbar, pelaku juga mengakui telah melakukan pencurian di Taman Kanak-kanak (TK) Tunas Bangsa Kota Palopo.

Korbannya adalah anak berinisial AZ pada 14 November 2019 lalu.

Pelaku juga beraksi di ruang kelas SD Pesantren Datok Sulaeman di Jalan Puang Daud yang korbannya berinisial NA.

SR siswi salah satu SD yang menjadi korban mengatakan, awalnya dia menunggu jemputannya untuk diantar pulang bersama adiknya ke rumah.

Namun, tiba-tiba pelaku mendekatinya dan menanyakan lokasi Lapangan Pancasila. Pelaku meminta di antar ke lokasi yang ditanayakan.

Menurut SR, meski dia sempat menolak, pelaku tetap memaksa untuk diantar ke Lapangan Pancasila.

“Saya dipaksa naik motor bersama adik saya ke Lapangan Pancasila. Di sana dia mengambil anting-anting saya. Waktu itu tidak sempat lagi saya berteriak, karena sudah gemetar,” tutur SR.

Setelah mengambil perhiasan korban, pelaku hanya mengantar korban ke jalan lain yakni di Jalan Rambutan depan Toko Matahari.

“Sampai di depan toko dia bilang tunggu saya di sini, saya mau belikan teh. Tapi saya bilang tidak usah, kita pulang saja. Lalu dia pergi dan kabur,” kata SR.

Pelaku kini dibawa ke Mako Polsek Wara guna proses hukum lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com