Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur Bata Kuno Diduga Candi Pra Majapahit Ditemukan di Kota Batu

Kompas.com - 13/12/2019, 15:34 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Struktur batu bata kuno diduga bangunan candi di Dusun Pendem, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu ditemukan.

Saat ini, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur sedang mengekskavasi temuan struktur bata tersebut.

Struktur bata itu terpendam di ladang warga. Tepat di dekat temuan itu terdapat punden yang masih kerap digunakan oleh warga. Punden itu berupa yoni dan lembu andini.

Berdasarkan pada temuan yang berada di dekat punden, struktur bata itu diperkirakan merupakan bangunan candi.

Baca juga: Struktur Bata Kuno Ditemukan di Jombang, Diperkirakan Peninggalan Majapahit

Hal itu disampaikan arkeolog BPCB Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho, Jumat (13/12/2019).

“Kalau struktur bata ini kami kaitkan dengan keberadaan yoni dan nandini (lembu nandini) yang terbuat dari batuan andesit atau batu kali yang letaknya tidak jauh dari keberadaan batu bata ini, sementara diduga bahwa di sini ada bangunan candi,” kata Wicaksono. 

Terdapat dua titik yang diekskavasi. Selain di lokasi temuan pertama, ekskavasi juga dilakukan di sebelah barat temuan pertama dengan jarak sekitar tiga meter.

Baca juga: Penemu Struktur Bata Kuno di Kumitir Terima Penghargaan dari BPCB Jatim

Masa pra Majapahit

Dilihat dari ukuran batu batanya, diperkirakan struktur bata itu berasal masa sebelum Kerajaan Majapahit.

“Dilihat dari ukuran dimensi batanya, panjang 35 sentimeter, lebar 25 sentimeter dan tebal 9 sentimeter diperkirakan berasal dari pra Majapahit bisa masa Kerajaan Kediri atau Kerajaan Singosari di abad ke-11 sampai ke-13 masehi,” jelasnya.

Rencananya, ekskavasi itu dilakukan selama 10 hari kedepan. Jika ditemukan ada struktur bata yang masih terpendam, ekskavasi akan diperpanjang.

Saat ini, ekskavasi masih menemukan tiga lapis bata ke bawah. Diperkirakan, bata yang sudah terlihat merupakan bagian atas dari candi dan masih ada tatanan bata yang mengarah ke bawah.

“Kami temukan sudah tiga lapis yang masih terus mengarah ke dalam. Jadi keliatannya masih cukup dalam. Saat ini kami masih mencari keluasan bentuk dulu,” katanya.

Baca juga: Struktur Bata Kuno di Kumitir Mojokerto Tempat Pemujaan Raja Singasari

Ditemukan di lahan warga

Anton Adiwiboyo (42) warga setempat yang menemukan struktur bata tersebut mengatakan, awalnya dirinya hendak menanam pohon alpukat di lahan kosong di sebelah makam keluarganya sekitar satu minggu yang lalu.

Saat menggali tanah, dirinya lantas mendapati struktur batu bata kuno.

Sadar bahwa struktur batu bata itu merupakan bangunan kuno, dirinya lantas melaporkannya ke pihak desa.

“Sudah lama mau saya tanami pohon alpukat. Ketika gali, ada dua galian kok menemukan tumpukan batu bata. Akhirnya saya hentikan,” katanya.

Baca juga: Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Mojokerto, Diduga Dinding Penahan dari Permukiman Elite Majapahit

Arca sekitar punden banyak dicuri

Terkait dengan keberadaan punden, Anton mengaku sudah ada sejak sebelum dirinya lahir.

Semula, ada pohon beringin besar yang memayungi punden tersebut.

Namun, pohon itu ditebang dan punden itu saat ini dilindungi oleh bangunan kecil.

Punden itu masih kerap digunakan oleh warga setempat. Semula banyak arca di lokasi punden itu namun hilang dicuri.

Selain itu, banyak ditemukan tumpukan bata di lokasi itu. Karenanya, punden itu disebut sebagai Punden Boto-Boto.

“Kalau bata yang kecil-kecil menumpuk banyak. Makanya disebut Punden Boto-Boto karena di temukan bata yang berserakan,” katanya.

Baca juga: Bata Kuno di Sendang Sumberbeji Diduga untuk Lindungi Sumber Mata Air

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com