Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Limbah Timah di Kediri, Berasap Tebal saat Hujan hingga Ditutup Tanah dan Terpal

Kompas.com - 13/12/2019, 13:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Warga di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa timur mendapatkan tanah uruk dengan harga murah.

Namun tidak ada yang menyangka bahwa material yang dianggap tanah itu adalah limbah abu dari pemrosesan timah.

Material limbah tersebut berbentuk butiran kecil seperti pasir dan berwarna abu-abu mirip semen.

Padahal warga telah menggunakan material tersebut untuk menutup beberapa lubang bekas galian tanah di lahan mereka

Penggunaan material itu tersebar di beberapa titik, yakni di Lingkungan Pagut dan Lingkungan Bulurejo, Kelurahan Blabak.

Baca juga: Telanjur Dipakai Uruk, Warga Kaget Tanah Itu Ternyata Limbah Timah

 

Berasap saat hujan

Kemampuan tanah untuk menyerap air dapat berkurang akibat perubahan iklim.Newsweek Kemampuan tanah untuk menyerap air dapat berkurang akibat perubahan iklim.
Warga baru menyadari material yang digunakan untuk menutup bekas lubang di lahannya adalah limbah saat hujan turun.

Saat terkena air, material tersebut mengeluarkan asap pekat dan aroma menyengat. Bukan hanya itu, asap yang dikeluarkan mengganggu pernafasan dan penglihatan.

Kepada Kompas.com, Rabu (11/12/2019), Daeng Tri Wahyudi (59) warga Lingkungan Bulurejo bercerita ia telah memesan 50 truk material dengan harga Rp 1 juta atau hanya Rp 25.000 per truk.

Namun material yang datang sejak September 2019 lalu baru datang 30 truk. Menurutnya, material dimasukkan dalam kemasan kantong zak.

Baca juga: Limbah Buangan di Kediri Sementara Ditutup Terpal dan Tanah

Oleh Daeng, material tersebut digunakan untukk menutup bekas galian tanah sedalam 2 meter di belakang rumahnya.

Berbeda dengan Daeng. Nur Salim warga Lingkungan Pagut membeli material limbah tersebut dengan harga Rp 50.000 per truk.

Material tersebut ia gunakan untuk menutup galian dibelakang rumah orangtuanya dan saudaranya.

Sedangkan Slamet Santoso (52) malah mendapatkan 30 truk material secara cuma-cuma yang ia gunakan untuk menutup lubang sedalam 3 meter di lahannya.

"Tanahnya akan saya buat sekolah SLB," ujar Santoso.

Baca juga: Polisi Cari Pembuang Limbah Berbahaya di Kediri

Daeng dan Nur Salim tidak mengetahui bila material yang mereka dapatkan adalah limbah timah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com