Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Garuda Dicopot, Bupati Sumba Barat: Semoga Ada Lagi Penerbangan ke Sumba

Kompas.com - 13/12/2019, 12:12 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Bupati Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) Agustinus Niga Dapawole menyesalkan adanya penutupan penerbangan Garuda Indonesia dengan rute penerbangan ke Pulau Sumba.

Padahal, menurut Niga, empat pemerintah daerah kabupaten di Pulau Sumba berkeinginan kuat agar maskapai Garuda Indonesia membuka kembali penerbangan itu.

Adapun, empat pemerintah daerah tersebut yakni Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Sumba Timur.

"Kita sudah tanyakan langsung ke pihak Garuda, mereka beralasan bahwa rugi saat membuka rute penerbangan ke Sumba. Kita mempertanyakan, kira-kira ruginya di mana," kata Niga saat kepada Kompas.com diKupang, Jumat (13/12/2019).

Baca juga: Dua Pesawat Garuda Indonesia Nyaris Tabrakan di Bandara Soekarno-Hatta

Menurut Niga, keempat pemerintah kabupaten itu sudah menyampaikan kepada Garuda Indonesia, bahwa mereka akan bertanggung jawab jika ada kursi yang kosong dalam satu slot penerbangan.

"Misalnya, kalau ada penerbangan terdapat empat atau lima kursi kosong, tentu akan menjadi tanggung jawab kita. Tapi itu mesti harus ada kejelasan dari Garuda," tutur Niga.

Padahal, menurut Niga, Presiden Joko Widodo kerap menyebut potensi pariwisata di Pulau Sumba sangat menjanjikan.

Menurut Niga, banyak wisawatan asing yang ingin berkunjung ke Sumba.

Apalagi, baru-baru ini, sebuah majalah asal Jerman menyebut Sumba sebagai pulau terindah di dunia.

Namun, wisatawan asing hanya ingin menumpang Garuda Indonesia, karena punya jaminan keselamatan dan asuransi yang jelas.

Untuk permintaan pembukaan rute penerbangan itu, Niga sudah pernah meminta langsung kepada Gubernur NTT dan Presiden Jokowi.

Bahkan, dirinya sudah mengirim sekretaris daerah dan asisten III bupati untuk bertemu langsung dengan pihak Garuda Indonesia.

Namun, jawaban yang diterima selalu sama, yakni penutupan rute itu akibat pihak maskapai merugi.

Akibat penutupan rute tersebut, Niga mengaku bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke obyek wisata di Pantai Nihiwatu mulai berkurang.

Padahal Nihiwatu memiliki hotel terbaik di dunia yakni Nihi Sumba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com