Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Tahu di Sidoarjo Dipasok Kayu Bakar Gratis Selama 3 Bulan

Kompas.com - 13/12/2019, 09:57 WIB
Achmad Faizal,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Temuan kandungan dioksin pada telur ayam di pusat pembuatan produsen tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, mengundang simpati bayak pihak.

Sebuah perusahaan kertas di Surabaya rela memasok kayu bakar secara gratis kepada produsen tahu di desa tersebut secara gratis selama 3 bulan sejak akhir November lalu.

"Harapan kami agar para produsen tahu di Desa Tropodo beralih dari menggunakan plastik ke kayu demi kelestarian lingkungan," kata General Affair Manajer PT Suparma Tbk, Yustio Hadi, Jumat (13/12/2019).

Baca juga: Pengusaha Tahu di Sidoarjo Janji Tak Lagi Gunakan Limbah Plastik, Asal...

Setiap dua hari sekali, pihaknya mengirim satu unit mobil pick up dengan volume kayu bakar seberat 600 sampai 700 kilogram untuk untuk dimanfaatkan secara gratis oleh produsen tahu di desa tersebut.

"Sementara ini, kami jatah sampai tiga bulan ke depan, semoga bisa membantu produsen tahu di Desa Tropodo, syukur-syukur mereka bisa merubah pola pembakaran pada produksi tahu dengan kayu," ujarnya.

Suplai kayu bakar tersebut kata Yustio merupakan bentuk Corporate Social Responbility (CSR) perusahaan kepada fakta lingkungan yang berkembang selama ini di wilayah produsen tahu tersebut.

"Kami harap perusahaan-perusahaan lain juga ikut melakukan hal yang sama sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan," terangnya.

Baca juga: Khofifah Minta Pertamina dan PGN Bantu Produsen Tahu di Tropodo Konversi Bahan Bakar

Seorang produsen tahu dari desa Tropodo bernama Zainal Arifin, mengaku sudah mulai beralih menggunakan kayu sebagai bahan bakar pembuatan tahu, meski harus menambah ongkos produksi dari Rp 200.000 dalam sehari, menjadi Rp 350.000.

Kata Zainal, meski belum banyak, sudah ada beberapa produsen yang saat ini mulai beralih pasca gencarnya pemberitaan tentang kandungan dioksin dalam telur ayam di Desa Tropodo.

Menurut Zainal, penggunaan sampah plastik sebagai bahan baku pembakaran proses produksi tahu  sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.

"Setiap pagi dan siang, langit seperti mendung karena banyak asap hasil pembakaran plastik," katanya saat meninjau produksi tahu dengan bahan bakar kayu di Surabaya, Kamis kemarin.

Sekadar diketahui, hasil riset gabungan lembaga pemerhati lingkungan asing dan Indonesia menyebut telur ayam di Desa Tropodo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo mengandung dioksin.

Dioxin diketahui bahan kimia yang sangat beracun yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita. Bahan kimia beracun itu biasanya dihasilkan dari proses pembakaran, seperti pembakaran sampah komersial atau penggunaan bahan bakar.

Senyawa tersebut kemudian terkumpul dalam konsentrasi tinggi di tanah dan sedimen. Dioxin merupakan polutan yang dikenal dapat menyebabkan penyakit kanker, parkinson, hingga cacat saat lahir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com