Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan 100 Persen CPO untuk Listrik Terkendala Regulasi Harga

Kompas.com - 12/12/2019, 14:56 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Uji coba crude palm oil (CPO) sebagai sumber bahan bakar utama pembangkit listrik sukses dilakukan di Kepulauan Bangka Belitung.

Manajemen PLN kini menunggu regulasi harga untuk mengkalkulasi biaya pengadaan CPO untuk setiap pembangkit.

"Sudah dilaksanakan penggunaan B100 atau semuanya CPO. Ini akan menjadi bahan bakar pengganti solar. Hanya sekarang belum ada kepastian harga CPO ini," kata General Manager PLN UIW Bangka Belitung Abdul Mukhlis di Pangkal Pinang, Kamis (12/12/2019).

Dia menuturkan, tata niaga CPO diatur pemerintah termasuk harga jual untuk industri. PLN selain berharap kepastian harga, juga menginginkan harga yang murah ketimbang solar.

Baca juga: Jokowi: Daripada CPO Didiskriminasi Uni Eropa, Lebih Baik Dipakai Sendiri

Sebab CPO mengandung tingkat keasaman yang tinggi yang berdampak pada biaya pemeliharaan mesin.

"Kalau untuk mendukung devisa memang bagus gunakan CPO. Karena sumberdaya ini asli Indonesia. Tapi PLN ingin harga ini lebih efisien juga," kata Abdul.

12 ton CPO untuk 16 jam operasional pembangkit

Saat uji coba pada pertengahan Agustus 2019 berhasil dinyalakan pembangkit selama 16 jam dengan 12 ton CPO.

Daya yang dihasilkan pun bisa langsung masuk sistem distribusi. Dengan daya tersebut bisa menyuplai kebutuhan 2.300 rumah warga.

Manager Bagian Enginering UPK Bangka Belitung R Gurning mengatakan, pihaknya menargetkan tahun ini bisa satu kali lagi uji coba dengan durasi waktu 360 jam.

"Tidak terjadi perubahan signifikan terhadap parameter mesin ketika menggunakan CPO dibandingkan B20," ujar Gurning.

Baca juga: Ini Ancaman Indonesia jika Uni Eropa Tetap Batasi Ekspor CPO

Pembangkit "green"

Adapun CPO yang digunakan dalah minyak kelapa sawit yang diperoleh dari hasil ekstrasi buah kelapa sawit tanpa melalui proses pemurnian.

"Artinya pembangkit yang ada di Babel ini mulai green. Dan yang paling penting sumbernya ada di sini tidak perlu ambil dari luar lagi," ucapnya.

Pada tahap persiapan uji coba itu, PLN memodifikasi engine seperti storage tank, sistem filtrasi dan sebagainya.

Selain itu juga ditambahkan alat pemanas/heater untuk menjaga temperatur CPO sebelum masuk ke dalam engine berkisar antara 60-80 derajat sehingga dispositas bisa dijaga diangka 10-12 csv sehingga mampu terbakar di ruang bakar mesin tersebut.

Untuk memastikan CPO aman bagi lingkungan, PLN juga bekerja sama dengan dinas lingkungan hidup (DLH) untuk mengukur emisi yang dihasilkan.

Baca juga: Mahathir Ajak Indonesia Lawan Kampanye Negatif Eropa Terkait CPO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com