MALANG, KOMPAS.com – Andini Aviolla Belindawati (13) terlihat khusuk dengan gawai di tangannya di depan Balai Kota Malang, Kamis (12/12/2019).
Dia membaca buku digital berjudul ‘Bangunan Cagar Budaya di Kota Malang’ sembari dipandu oleh Wali Kota Malang, Sutiaji.
Andini membacanya dengan lantang, sama seperti 2.929 siswa lainnya yang berkumpul di depan Balai Kota.
Baca juga: UB Malang Ciptakan Kampung Cendekia di Sekitar Kampus
Mereka hendak memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan membaca buku digital dari gawai yang dipegangnya masing-masing.
Pemecahan Rekor MURI itu sebagai tanda diluncurkannya perpustakaan digital Kota Malang yang diberi nama Malang Cilin Digital Access.
Peluncuran aplikasi oleh Pemkot Malang itu sebagai solusi dari minimnya literasi warga Kota Malang.
Cilin menerupakan kepanjangan dari city library information.
“Saya suka baca buku pakai gawai karena lebih ringkas (simpel). Dibawa ke mana-mana juga bisa,” kata Andini.
Siswa kelas 1 di SMPN 3 Kota Malang itu mengaku sudah akrab dengan gawai. Dalam keseharian, ia kerap membaca buku melalui gawai yang dimilikinya.
Terlebih, sekolah tempatnya belajar sudah menerapkan sistem teknologi informasi dalam menjalankan ujian, termasuk ujian harian.
“Di sekolah kalau ulangan pakai HP. Soal-soalnya pakai HP. Jadi, mengerjakan di HP melalui aplikasi,” kata dia.
Andini mengaku suka baca buku sejarah dan cerita misteri.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, selain untuk peluncuran Malang Cilin Digital Access, pemecahan Rekor MURI itu juga untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh pada 9 Desember 2019.
Sutiaji mengatakan, minat baca warga di Kota Malang masih rencah. Sehingga, Pemerintah Kota Malang melucurkan perpustakaan digital.
Perpustakaan yang berbasis aplikasi diharapkan mampu menjawab persoalan minimnya literasi di era revolusi industri 4.0.
“Kita masih lemah literasi kita. Literasi kita tinggi cuma baca WA (WhatsApp) saja. Tapi baca buku pengayaan materi tidak. Ini kita kuatkan dengan pakai gawai, harapannya semakin meningkatkan daya baca masyarakat Kota Malang. Karena kita masih lemah berkaitan dengan literasi,” ungkap dia.
Kepala Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang, Suwarjana mengatakan, perpustakaan digital itu sudah memiliki 2.132 koleksi judul.
Nantinya, seluruh koleksi buku yang berjumlah sekitar 14.000 di Perpustakaan Umum Kota Malang juga akan didigitalkan.
“Kami baru punya 2.132 judul. Nanti ke depan kami kembangkan, harapan kami semua buku di-pdf-kan. Karena belum semua buku di-pdf-kan,” ujar dia.
Baca juga: Pasar Digital Kian Menjanjikan, Binus Malang Kini Fokus Ciptakan Entreprenuer Berbasis Digital
Sementara itu, Pemerintah Kota Malang bekerja sama dengan Gramedia Digital Nusantara (Kompas Gramedia Group) untuk perpustakaan digital tersebut.
Kerja sama tersebut dalam bentuk platform aplikasi dan penyediaan konten.
“Kita Kompas Gramedia diwakili oleh Gramedia Digital Nusantara sebagai penyedia platform untuk e-readernya. Jadi untuk membaca konten digital dibutuhkan sebuah platform untuk membaca, namanya e-reader,” kata Vice Chief Business Officer Gramedia Digital Nusantara, Sarjito.
“Kita juga penyedia kontennya. Kontennya bisa buku, majalah dan koran yang bentuknya digital. Nah, dalam platform itu tentu ada beberapa hal yang kita buat supaya melindungan data-data buku tersebut atau koran dan majalah tersebut supaya tidak bisa digandakan oleh yang lainnya,” ungkap dia.
Mengalahkan rekor di Bandung
Rekor MURI membaca buku melalui gawai yang dilaksanakan di Balai Kota Malang dan diikuti oleh 2.929 siswa dari 27 SMP dan 3 SMA ini mematahkan rekor MURI di Bandung.
Sebelumnya, Bandung memecahkan rekor MURI dengan kegiatan yang sama.
Baca juga: Masuki Era Industri 4.0, Binus Malang Ingin Ciptakan Entreprenuer Berbasis Teknologi Digital
“Mematahkan rekor sebelumnya di Bandung yang jumlah pesertanya sebanyak 1.140. Terpecahkan karena jumlah minimalkan syaratnya melebihi 10 persen dari rekor lama. Ini lebih dari 10 persen,” kata Executive Manager MURI, Sri Widayati.
Sri mengatakan, untuk mendapat rekor MURI, terdapat empat kriteria penilaian yang disingkat PPUL.
Yakni paling pertama, unik dan langka. Pemecahan rekor MURI kali ini masuk dalam kategori paling banyak peserta yang membaca melaui gawai.
“Sehingga kami catat di MURI sebagai rekor yang ke 9.357,” ungkap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.