Salah seorang warga, Tumijo mengatakan, ia memanfaatkan sumber air yang baru untuk kebutuhan rumah tangga.
Kebetulan sumber air yang biasa diambil debitnya sudah menurun. Dia menyalurkan air bersih dari sumur bor itu melalui pipa.
"Sebelum ada sumber air ini warga di atas kesulitan air bersih, warga membawa air bersih menggunakan pipa atau menggunakan jeriken. Jaraknya ada yang sampai 2 km," ucapnya.
"Semoga dengan adanya sumber air ini bisa membantu warga," katanya.
Kepala Dusun Magirejo, Widodo mengatakan, jumlah kepala keluarga (KK) di Magirejo sekitar 200 KK dengan jumlah RT 4 wilayah.
Awalnya, Widodo menyalurkan air ini ke 2 RT. Ke depan, ia berharap bisa menyalurkan air hingga ke 4 RT, sehingga semua warga bisa memanfaatkan air bersih.
Baca juga: 16 Kecamatan Krisis Air Bersih, BPBD Gunungkidul Belum Tetapkan Status Darurat Kekeringan
Dia mengatakan, debit air selama dua hari terakhir yang keluar dari sumber tersebut masih tetap. Hal ini menjadi asa tersendiri bagi warga sekitar yang sebagian di antaranya kesulitan air bersih.
Sebelumnya air juga keluar sendiri setelah pengeboran, yakni di Dusun Bundelan, Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, pada bulan Juli 2019 lalu. Kemudian Dusun Widoro Lor, Desa Bendung, Kecamatan Semin, pada bulan Agustus 2019 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.