Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks, Pesan Berantai 8 Babi di Denpasar Mati karena African Swine Fever

Kompas.com - 11/12/2019, 16:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Beredar pesan berantai melalui WhatsApp bahwa ditemukan delapan ekor babi mati mendadak di Denpasar, Rabu (11/12/2019).

Di pesan itu disebutkan bahwa babi mati karena virus african swine fever (ASF) atau demam babi.

Tim dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menerjunkan timnya untuk memastikan kabar tersebut.

Pemeriksaan dilakukan ke peternakan yang berada di Jalan Pulau Moyo dan Pulau Roti, Denpasar, lokasi yang dikabarkan tempat babi mati mendadak.

Kepala Dinas Pertanian Denpasar, Gede Ambara Putra memastikan bahwa kabar tersebut ternyata bohong atau hoaks.

Setelah ditelusuri, ternyata babi-babi yang mati sudah terjadi sekitar satu bulan yang lalu.

"Soal babi mati disebabkan ASF itu sudah kita cek di lapangan, investigasi hasilnya kenyataannya enggak ada," kata Gede, saat dihubungi, Rabu.

Baca juga: Apa Itu African Swine Fever, Penyebab Kematian 20.500 Babi di Sumut?

Ia mengatakan, sekitar sebulan yang lalu memang ada beberapa babi mati milik peternak bernama Lulu di daerah Sesetan, Denpasar.

Setelah diperiksa di BBVET Denpasar, hasilnya bukan karena demam babi Afrika. 

Petugas telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah ASF masuk ke Denpasar.

Satu di anataranya yaitu memberikan sosialisasi kepada peternak agar merebus pakan ternaknya sebelum diberikan ke babi.

Pakan ternak yang direbus berasal dari sisa-sisa makanan di hotel dan restoran.

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, Made Ngurah Sugiri mengatakan, di Denpasar, populasi ternak babi sebanyak 12.000 ekor.

Baca juga: Terserang Hog Cholera, Babi yang Mati di Sumut Capai 22.985 Ekor

Sekitar 85 persen atau 80.000 ekor masih memanfaatkan sisa makanan hotel dan restoran.

"Yang memanfaatkan pakan limbah restoran, katering, ada sekitar 80.000 dari 12.000," kata Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com