Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis SMP Korban Prostitusi Online di Kupang, Terungkap Usai Sang Ibu Melapor hingga Tarif Rp 800.000

Kompas.com - 11/12/2019, 16:19 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kupang berinisial GR, menjadi korban prostitusi online di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

GR diduga dijual oleh pelaku ke seorang pria hidung belang yang sering dipanggil Koko dengan tarif Rp 800.000 sekali kencan.

Sementara itu, polisi telah mengamankan kedua pelaku, NS dan NB. Keduanya terancam pidana maksimal 15 tahun penjara.

Kasus tersebut terungkap usai ibu kandung GR melapor ke polisi karena GR tak kunjung pulang ke rumah. 

Berikut ini faktanya:

1. Menurut pelaku, korban butuh uang

Ilustrasi uangSHUTTERSTOCK Ilustrasi uang

Setelah ditangkap dan dimintai keterangan, NS mengatakan, ia didatangi seorang gadis berinisial GR dan seorang kurir berinisial NB.

Lalu kepada NS, kedua orang tersebut mengaku sedang membutuhkan uang. NS kemudian menghubungi seorang pria bernama Koko.

"Setelah ada kesepakatan harga, NB sebagai kurir kemudian mengantar GR ke kamar nomor 206 di hotel," ujar Kapolsek Kelapa Lima, AKP Andri Setiawan, Rabu (11/12/2019).

Baca juga: Polisi Ungkap Prostitusi yang Tawarkan Siswi SMP di Kupang

2. Terungkap usai sang ibu melapor

Ilustrasi.Shutterstock Ilustrasi.

Andri menjelaskan, NS mengaku hanya mendapat uang Rp 50.000 dan pulsa data sebesar Rp 50.000 dari Koko.

"Selain mendapat jatah dari Koko, NS juga mendapat uang Rp 100.000 dari kesepakatan harga Rp 800.000 untuk sekali kencan," ujar Andri.

Saat ini, polisi terus melakukan pengembangan terkait kasus itu. Polisi juga telah menetapkan NS dan NB sebagai tersangka.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswi SMP berinisial GR di Kota Kupang, NTT, ditemukan seusai melayani pria hidung belang di salah satu hotel di wilayah itu.

GR sendiri ditemukan oleh aparat Kepolisian Sektor Kelapa Lima setelah menerima laporan kehilangan oleh ibu kandung GR.

Baca juga: Lagi Hamil, Mucikari Penjual Siswi SMP di Kupang Tak Ditahan

3. Jadi tersangka namun tak ditahan

ILUSTRASISHUTTERSTOCK ILUSTRASI

Polisi telah menetapkan tersangka dalam kasus yang menimpa GR. NB diduga berperan enjadi kursi dan NS sebagai mucikari.

Andri mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah pihaknya melakukan gelar perkara dan memeriksa sejumlah saksi.

"Keduanya terbukti terlibat langsung dalam praktik prostitusi yang melibatkan GR yang merupakan seorang pelajar SMP," ujar Andri, Selasa (10/12/2019).

Baca juga: Ratusan Karyawan Garmen di Sleman Diduga Keracunan, Sampel Makan Siang Diperiksa

4. Mucikari NS tak ditahan karena hamil

Ilustrasi prostitusi online.THINKSTOCK Ilustrasi prostitusi online.

Berdasar keterangan dari korban, Andri menjelaskan, tersangka NB berperan sebagai kurir dan NS selaku mucikari.

Kedua pelaku menjajakan korban ke salah satu pria yang biasa dipanggil Koko di Hotel Sasando Kupang.

"Tersangka NS meski saat ini statusnya sudah tersangka, namun belum ditahan karena sedang hamil," kata dia. 

Baca juga: Cerita Adit, Inisiator Gerakan Nasi Estafet: Semua Orang Membutuhkan Bisa Makan Gratis

(Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Dony Aprian, Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com