Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Cibeureum Diresmikan, Bisa Piknik Sambil Belajar Bikin Kopi

Kompas.com - 11/12/2019, 12:59 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KUNINGAN, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon meresmikan Desa Cibeureum di Kecamatan Cilimus sebagai Desa Wisata Kopi, Selasa (10/12/2019).

Para pengunjung dapat menikmati berbagai obyek wisata alam di atas lahan sekitar 35-40 hektar, di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut.

Selamat datang di Desa Wisata Kopi Cibeureum Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan”. Gapura dengan kalimat sambutan itu menjadi pintu gerbang para wisatawan memasuki desa wisata.

Para wisatawan akan disambut dengan Situ Sanghiang Kendit sebuah kolam ikan indah. Di sampingnya terdapat sejumlah rumah warga yang tertata rapi dengan atap genteng warna-warni.

Baca juga: Suguhkan Body Rafting, Desa Kertayasa Jadi Juara Desa Wisata Nusantara 2019

Para warga bersama Bank Indonesia Cirebon menciptakan panorama Kampung Katumbiri ini layaknya pemukiman Rio De Janiero di Brasil atau Kampung Jodipan di Malang.

Dalam perjalanan menuju kebun kopi, wisatawan akan disambut dengan kawanan kera atau monyet ekor panjang yang hidup berdampingan dengan warga setempat. Keberadaannya dapat menghadirkan suasana berlibur di hutan yang alami dan asri.

Setelah berjalan sekitar 1 hingga 2 kilometer di area jogging track, para pengunjung tiba di lokasi inti, yakni Wisata Edukasi Kopi.

Di sini, para petani dari Kelompok Tani Kopi Ratu Asih akan menjelaskan proses pembuatan Kopi Cibeureum dari awal hingga akhir.

Mereka menjelaskan proses pembibitan, penanaman, perawatan, panen biji merah, penjemuran, penggilingan hingga proses pengolahan lainnya.

Mereka juga membuat kedai “Lakeside Cafe” untuk menyajikan kopi khas daerah setempat yang memiliki keunikan dan cita rasa tersendiri.

Komala, Ketua Kelompok Tani Kopi Ratu Asih menyampaikan, Desa Cibereum sudah dikenal sebagai salah satu desa penghasil kopi di kaki Gunung Ciremai sejak puluhan tahun.

Pada 1985, upaya pengembangan mulai dilakukan secara bertahap.

“Sejak saya kecil sudah ada. Jadi Kopi di Cibeureum sudah ada sejak dahulu kala dari nenek moyang kita,” kata Komala kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi edukasi wisata kopi, Selasa.

Pendampingan Bank Indonesia Cirebon

Pada 2018, Kantor Perwakilan BI Cirebon mulai melakukan pendampingan kepada para petani. Pendampingan berupa berbagai pelatihan kepada para petani untuk meningkatkan hasil panen dengan biji kopi berkualitas.

BI Cirebon juga memberikan berbagai peralatan produksi hingga membantu proses pemasaran Kopi Cibeureum di beberapa pameran di berbagai daerah.

“Setelah mendapatkan pendampingan BI, sejumlah petani kopi di kelompok ini mulai berusaha meningkatkan hasil panennya. Mereka panen biji kopi merah, bukan asalan. Meski demikian, hal ini dilakukan secara bertahap,” kata Komala.

Komala yang sudah beberapa kali diajak BI Cirebon untuk pelatihan dan pameran di berbagai tempat menyebutkan, ada sekitar 35 – 40 hektar kebun kopi di Desa Cibeurum.

Satu hektar dapat memproduksi sekitar 1 ton biji kopi atau sekitar 40 ton biji kopi dari seluruh kebun kopi.

Fadhil Nugroho Kepala Kantor BI Cirebon menyampaikan, pembinaan yang dilakukan selama satu tahun ini dilakukan agar tercipta desa yang mandiri. Desa mandiri dapat memperkuat roda ekonomi warga setempat dan juga sekitar.

“Kita masuk ke sini (Desa Cibeureum) mengembangkan pariwisata dengan harapan warga desa ini jadi punya penghasilan. Daya beli mereka terjaga, bisa berjualan, orang datang ke sini mau piknik. Ekonomi diharapkan berkembang dari situ,” kata Fadhil usai peresmian Desa Wisata Kopi Cibeurum.

BI Cirebon juga membantu proses pemasaran kopi Cibeureum ke berbagai festival dan pameran. Hasilnya, kopi Cibeureum diburu berbagai wilayah, hingga kekurangan stok.

Kopi Cibeureum memiliki keunikan. Biji kopi tumbuh di antara pohon cengkeh dan durian yang memengaruhi cita rasa biji kopi.

Pemandangan Situ Sanghiang Kendit dan Kampung Katumbiri di Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selasa (10/12/2019). Keduanya merupakan bagian dari objek wisata Desa Wisata Kopi Cibeureum yang baru diresmikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Pemandangan Situ Sanghiang Kendit dan Kampung Katumbiri di Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selasa (10/12/2019). Keduanya merupakan bagian dari objek wisata Desa Wisata Kopi Cibeureum yang baru diresmikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon.
Target 25 desa wisata

Bupati Kuningan Acep Purnama menyampaikan, peresmian Desa Wisata Kopi Cibeureum ini menambah daftar jumlah desa wisata di Kabupaten Kuningan. Targetnya, ada 25 desa wisata dari total 361 desa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kuningan.

“Dari target 25 desa wisata, kira-kira yang saat ini sudah resmi jadi desa wisata berjumlah 15 termasuk Desa Wisata Kopi Cibeureum," kata Acep.

Acep menyebut, penambahan Desa Wisata Kopi ini sejalan dengan tujuan Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten tujuan wisata berbasis alam atau kabupaten konservasi. Desa kopi juga diyakini dapat menambah jumlah kunjungan wisatawan ke Kuningan.

Acep menyebut Pemkab Kuningan sudah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 30 Tahun 2017 tentang Penggunaan Pangan Pituin (pangan lokal) yang berlangsung di lingkungan Pemkab.

Perbup ini berisi kewajiban jajaran pemkab untuk menggunakan pangan lokal dalam acara kedinasan.

“Iya, termasuk juga kopi. Jadi kalau ada acara, minumnya kopi dari sini (petani lokal Kuningan),” kata Acep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com