Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Balita Aina yang Menderita Kanker Kulit Langka dan Tumor Ganas di Mata

Kompas.com - 11/12/2019, 10:43 WIB
Perdana Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Aina tidak boleh kena sinar ultraviolet matahari. Jika kena, maka kulitnya akan menjadi rusak," kata Daan.

Akibatnya, Aina hanya akan bisa keluar pada malam hari.

"Untuk penanganannya membutuhkan dukungan dokter dari berbagai bidang seperti dokter spesialis kanker, bedah, anak, anestesi, mata dan lainnya," kata Daan.

Berawal bintik hitam

Penyakit Aina berawal saat dirinya berumur 1 tahun. Saat itu, di sekujur wajah Aina muncul bintik-bintik hitam.

Saat orangtua Aina, Adi Syaputra membawa ke dokter. Aina disebut menderita kanker kulit yang langka.

Saat itu, Adi Syaputra dan istrinya Zetris Melinda yang berasal dari Jorong Palanggahan, Nagari Campago Selatan, Kecamatan V Koto Timur Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, terus berusaha memberikan pengobatan.

Kemudian, saat Aina berumur 2,5 tahun muncul bintik hitam di bawah mata yang menjadi awal munculnya tumor ganas.

Bintik hitam itu pada Juli 2019 semakin membesar secara cepat sehingga Aina dibawa ke puskesmas dan kemudian dirujuk ke RS Aisyah Pariaman dan kembali dirujuk ke RSUP M Djamil Padang.

Kemudian, di RSUP M Djamil Padang dilaksanakan operasi pengangkatan tumor di mata dan operasi lanjutan.

Ditanggung BPJS

Sementara itu, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustavianof mengatakan, pasien berobat dengan menggunakan kartu BPJS sehingga semua biaya ditanggung BPJS.

Baca juga: Kakek Karep Diusir Keluarga Gara-gara Mengidap Kanker Kulit

"Pasien memakai kartu BPJS sehingga pasien tidak perlu mengeluarkan biaya," kata Gustavianof.

Pihak RSUP M Djamil, kata Gustavianof, berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan medis kepada pasien.

Ada 11 dokter spesialis yang disiapkan RSUP M Djamil untuk menangani Aina.

"Ini bentuk pelayanan prima RSUP M Djamil kepada pasien tanpa tebang pilih. Ada 11 dokter spesialis yang menangani pasien," kata Gustavianof.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com