Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rianto Penari Lengger Lanang Banyumas, Perjalanan Hidupnya Diangkat di Film Kucumbu Tubuh Indahku

Kompas.com - 11/12/2019, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

Cita-citanya, adalah menjadi seperti idolanya, almarhum Dariah, yang disebut Rianto sebagai seorang maestro lengger.

"Saya ingin seperti tubuh Dariah, yang mencapai peleburan yang sangat sempurna. Saya tidak melihat lagi identitas gender pada tubuh itu, dia menyatu kepada alam dan tidak ada nafsu egois mencapai level-level ke atas, tapi kembali lagi ke dasar dan menjadi lingkaran kehidupan," kata Rianto.

Baca juga: Bupati Kubu Raya Larang Penayangan Film Kucumbu Tubuh Indahku di Transmart

Dia menjelaskan bahwa fokusnya sebagai seniman adalah peleburan antara maskulinitas dan feminimitas.

"Kalau saya beranggapan bahwa saya laki-laki saja, saya merasa kurang dan itu tidak adil terhadap tubuh saya. Sebenarnya sisi maskulin dan feminin selalu ada dalam tubuh manusia," kata dia.

Sementara karyanya mendunia, di Indonesia, Rianto merasa bahwa lengger masih terpinggirkan.

"Ada yang mendukung, ada yang berpikiran tertutup dengan mengatakan bahwa lengger lanang adalah kaum banci yang seharusnya tidak ada di sini," kata dia.

Baca juga: Berjaya di FFI 2019, Film Kucumbu Tubuh Indahku Tayang Lagi di Bioskop

"Saya kesalnya sebagai penari lengger lanang, kenapa lengger belum bisa diterima dan dipahami oleh banyak orang. Kita warga Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dan punya moral yang sangat tinggi, tetapi pikiran masih banyak yang tertutup," kata dia.

Kendati begitu, dia tetap yakin bahwa lengger adalah jalan hidupnya, dan "tubuh saya yang akan membawaku ke mana-mana untuk memperkenalkannya".

Dia berharap pemerintah lebih aktif mempertahankan kesenian dengan cara mengarsipkan dan menelitinya.

"Penting agar pemerintah mengarchivekan kesenian yang ada di Indonesia untuk benar-benar harus dipertahankan filosofi dan sejarahnya, karena dari situ Indonesia akan lebih memiliki kekuatan untuk menghargai perbedaan," kata dia.

Baca juga: Diboikot Kanan Kiri, Kucumbu Tubuh Indahku Akhirnya Bergelora di FFI 2019

Kini, Rianto tengah menyiapkan karya pementasan selanjutnya yang diberi judul "Hijra", kelanjutan karya yang berjudul "Medium". Dia tetap fokus dengan tema ketubuhan.

"Tubuh selalu berkesinambungan, ketika tubuh bayi, remaja, dewasa, tua, meninggal, transformasi dari tanah, tumbuhan dan dimakan manusia lagi, menjadi lingkaran kehidupan," kata dia.

Rianto telah melakukan riset sejak 2018, dan karya ini diharapkannya dapat mulai ditarikan pada 2021.

Sementara itu, dia juga mengelola studio tari miliknya di Tokyo, Jepang, Dewandaru Dance Company. Di sana, setiap Sabtu dan Minggu dia rutin mengajarkan tarian Jawa kepada para perempuan Jepang.

Baca juga: Whani Dharmawan Sabet Piala FFI 2019 dengan Kucumbu Tubuh Indahku


Dianggap mempromosikan LGBT

Rianto menari diiringi musik calung. BBC News Indonesia / Famega Syavira Putri / Anindita Pradana Rianto menari diiringi musik calung.
Berseberangan dengan kesuksesannya, film ini disebut mengangkat budaya LGBT, dan dilarang diputar di beberapa kota di Indonesia. Rianto membantah jika film yang diangkat dari kisah hidupnya, Kucumbu Tubuh Indahku, dianggap mempromosikan LGBT.

Sejak ditayangkan mulai 18 April 2019, pemerintah di beberapa kota melarang penanyangan film ini. Seperti yang terjadi di Depok, Bekasi, Garut, Palembang, Pontianak, Kubu Raya, Pekanbaru dan Padang.

"Kenapa ada pandangan ini promosi LGBT? Itu karena mereka tertutup sekali pandangannya. Karena belum melihat secara jelas dan detail film ini," kata Rianto.

Menurutnya pelarangan itu adalah penghakiman tanpa dasar.

Baca juga: Selamat! Film Kontroversial Kucumbu Tubuh Indahku Raih Piala Citra FFI 2019 Terbanyak

"Dilihat isi dari awal sampai akhir film ini, tidak ada yang namanya promosi LGBT. Ini soal budaya indonesia, keragaman yang harus diangkat, karena memang kurang ada perhatian untuk kesenian lengger, tarian laki-laki menarikan gaya perempuan," kata dia.

Dia menjelaskan bahwa film ini terinspirasi dari proses ketubuhannya, yang memiliki sifat maskulin dan feminim dalam satu tubuh.

Rianto berharap film ini dapat membantu penontonnya untuk melihat ke sejarah masa lampau, soal kesenian, politik dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

"Film ini tentang Rianto-Rianto yang ada di Indonesia. Rianto bukan sebagai manusia, tapi dimaknai sebagai bentuk kesenian, bentuk kesenian yang dimaknai sebagai sikap keseharian," kata dia.

Baca juga: Kata Mondo Gascaro Soal Kontroversi Film Kucumbu Tubuh Indahku

Persiapan para penari lengger sebelum pentas. BBC News Indonesia / Famega Syavira Putri / Anindita Pradana Persiapan para penari lengger sebelum pentas.
Indonesia, kata Rianto, mengalami banyak peristiwa yang membuat dunia kesenian mengalami trauma-trauma yang luar biasa. Trauma itulah yang digambarkan dengan menggunakan gambaran kehidupan para penari lengger, para warok, dan bissu.

"Kadang kita lupa dengan hal-hal sederhana, keseharian yang kita lewati karena kita banyak terkontaminasi dengan budaya luar, yang menyebabkan budaya kita tertutup dan tergilas," kata dia.

Dia menyebutkan bahwa kesamaan cerita hidupnya dengan gambaran pada film Kucumbu Tubuh Indahku adalah antara 30-70 persen.

"Karena tubuh saya hanya perwakilan. Film ini berusaha mengangkat semuanya, meskipun belum semuanya, tapi setidaknya ada beberapa perwakilan untuk mendiskusikan kembali, bahwa kita harus mencintai dan bukan menghakimi. Belajar lebih memahami, daripada banyak berbicara," kata dia.

Baca juga: Kucumbu Tubuh Indahku, Film Kontroversi dengan Sederet Prestasi

Film ini memenangkan delapan penghargaan Piala Citra 2019, termasuk pada kategori film terbaik.

Karya yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul Memories of My Body ini dipilih menjadi wakil Indonesia untuk dicalonkan menjadi nominasi film berbahasa asing di Academy Award 2020.

"Saya senang sekali, semoga bisa membuka pandangan masyarakat bahwa ini sangat penting sekali kita pelajari, bahwa perbedaanlah yang membuat film ini jadi kaya dengan keragaman budaya, keragaman tubuh maskulin-feminim," kata dia.

Baca juga: Luapan Kekecewaan Garin Nugroho Pemutaran Kucumbu Tubuh Indahku Kembali Dihentikan Paksa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com