Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Stiker "Keluarga Miskin", Desa Ini Berhasil Tertibkan Penerima Bantuan PKH

Kompas.com - 11/12/2019, 06:03 WIB
Hamzah Arfah,
Khairina

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Langkah Pemerintah Desa (Pemdes) Sekapuk yang berada di Kecamatan Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur, untuk menertibkan para penerima bantuan dalam Program Keluarga Harapan (PKH) supaya sesuai peruntukan berjalan efektif.

Pemdes Sekapuk melakukan penempelan stiker di rumah penerima bantuan.

Perlahan warga yang merasa sudah mampu dan berkecukupan, mulai mengembalikan kartu yang mereka terima untuk memperoleh bantuan kepada perangkat desa.

Jika sebelumnya sudah ada sebanyak 18 keluarga (KK) yang mengembalikan, kali ini jumlah tersebut meningkat.

"Sebelumnya sudah ada 18 KK yang mengembalikan kartu kepada perangkat kami, jika mereka sudah merasa mampu dan berkecukupan sehingga tidak ingin lagi menerima bantuan penerima PKH," ujar Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim, saat ditemui, Selasa (10/12/2019).

Baca juga: Ombudsman Minta Graduasi Penerima PKH Dilakukan Sistemis

"Terbaru, ini saya juga baru dapat laporan dari perangkat saya di bagian kesra bila ada tambahan 3 KK yang mengembalikan per hari ini. Jadi totalnya sekarang, sudah ada 21 KK yang mengembalikan," jelasnya.

Sebelumnya, Halim beserta perangkat Desa Sekapuk sudah mulai menempeli rumah para penerima PKH dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan stiker bertuliskan 'keluarga miskin' dengan pilihan warna merah, hijau, serta kuning, sejak pekan lalu.

Pilihan warna tersebut disesuaikan dengan penerima bantuan. Semisal stiker berwarna hijau untuk penerima bantuan kategori keluarga miskin, hamil atau masih memiliki tanggungan anak sekolah.

Kemudian stiker warna kuning untuk keluarga miskin yang memiliki anggota keluarga sakit, baik fisik atau mental. Dan warna merah untuk keluarga miskin, yang memiliki tanggungan lansia (lanjut usia) di atas 70 tahun.

"Jadi ini bukan maksud kami untuk mempermalukan warga penerima bantuan, tapi lebih kepada bagaimana menyadarkan warga Desa Sekapuk sendiri, khususnya mereka yang sudah mampu dan mempunyai rezeki berlebih untuk peka terhadap tetangga yang ada di lingkungan mereka," kata dia.

"Kalau ada penempelan seperti ini kan semua jadi jelas, bahwa di rumah yang kami tempeli stiker itu memang ada orang yang layak untuk dibantu. Jangan hanya ngomong di warung kopi si A kok dapat bantuan, si B tidak, terus nggrundel (menggerutu), tanpa melihat penghuni atau isi rumah sebenarnya," terang Halim.

Halim mengaku, data yang diperoleh oleh pihaknya berasal dari pendamping PKH yang ada di Desa Sekapuk.

Dirinya sekaligus berharap, apabila memang terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam database penerima bantuan, dapat memberikan sumbangsih koreksi bagi program pemerintah.

"Kami juga tidak memaksa, sebab kami sebelum menempel stiker-stiker ini juga meminta izin terlebih dulu kepada pemilik rumah. Kalau mereka berkenan ditempel stiker ya kami tempeli. Tapi kalau tidak (berkenan), ya kami harus tahu alasannya apa, otomatis mereka pun harus mengembalikan (tidak lagi menerima PKH)," ucap dia.

"Kalau pun ada yang tidak berkenan rumahnya ditempeli stiker namun dia kami lihat masih dalam tataran tidak mampu, ya kami arahkan agar tetap menerima dengan rumah ditempeli striker. Tapi alhamdulillah, sejauh ini yang mengembalikan rata-rata sudah sadar dengan sendirinya, bila mereka sudah mampu dan berkecukupan sehingga merasa tidak pantas lagi menerima bantuan," tutur Halim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com