BANDUNG, KOMPAS.com - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran Yogi Suparyogi menyoroti bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Jabar tahun 2020.
Salah satu yang jadi sorotan adalah adanya disparitas pembagian bantuan keuangan yang sangat jauh.
Kabupaten Tasikmalaya mendapat lebih dari Rp 744 miliar yang menjadikan daerah asal Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum tersebut sebagai wilayah dengan bankeu tertinggi di Jabar. Sementara bankeu terendah didapat Kota Banjar yang hanya mendapat Rp 58 miliar.
Yogi menilai, bankeu untuk Kabupaten Tasikmalaya jauh lebih besar dibandingkan Kabupaten Pangandaran yang mendapat Rp 596 miliar.
Ia menyebut, bankeu untuk Pangandaran cukup rasional jika mengingat tingginya atensi Pemprov Jabar dalam rencana pengembangan objek wisata.
"Itu mencurigakan. Kalau Pangandaran biasa saja dan lazim karena proyeknya banyak. Kalau Tasik sebesar itu, jelas jadi pertanyaan," kata Yogi saat dihubungi via telepon seluler, Selasa (10/12/2019).
Baca juga: Kasus Korupsi Dana Hibah, Sekda Tasikmalaya Didakwa 20 Tahun Penjara
Yogi mengaku heran lantaran tak banyak program strategis di Kabupaten Tasikmalaya yang didengungkan. Hal tersebut, kata Yogi, menjadi riskan mengingat di Kabupaten Tasikmalaya baru saja dirundung perkara dugaan korupsi dana hibah dan bansos yang melibatkan pejabat daerah.
"Korelasinya ke sana Sekda kan sempat bermasalah, sempat menyangkut nama Pak Wagub, ini harus hati-hati lagi," kata dia.
Jika mengacu pada indkes pembangunan manusia atau tingkat kemiskinan, Yogi menanggap masih banyak daerah di Jabar yang tingkat kemiskinannya cukup tinggi.
Sementara jika dikaitkan pada program batiniah, menurut Yogi, sangat sulit untuk diukur. Karena itu, Yogi memandang besar peran Wakil Gubernur Jabar dalam pemberian bantuan keuangan ke daerah asalnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.