Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencemaran Air Bengawan Solo Mulai Berimbas ke Lamongan

Kompas.com - 10/12/2019, 08:02 WIB
Hamzah Arfah,
Dony Aprian

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Pencemaran di hilir Sungai Bengawan Solo di Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, tampaknya mulai berimbas ke wilayah hulu.

Air yang tercemar terpantau sudah memasuki aliran Bengawan Solo yang ada di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Senin (9/12/2019).

Berdasarkan pantauan di lapangan, air yang ada di aliran Bengawan Solo di Kecamatan Babat, Lamongan, terlihat cokelat kehitaman.

Baca juga: Atasi Pencemaran Bengawan Solo, Ganjar Beri Waktu Setahun Pelaku Industri Perbaiki Sistem IPAL

Beberapa populasi ikan juga terlihat mati di pinggir sungai.

"Kalau tidak salah itu sudah sejak kemarin (Minggu, 8/12/2019), air di Bengawan Solo sini sudah seperti itu, coklat kehitaman seperti kayak habis kena limbah," ujar Trisno, salah seorang warga Dusun Lengkong, Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Lamongan, Senin (9/12/2019) sore.

Bahkan, dia sempat bolak-balik ke sungai untuk melihat perkembangan, sebab air PDAM yang masuk di bak mandi dalam rumahnya, juga dikatakan berwarna tidak jauh berbeda dengan apa yang dilihat di aliran Bengawan Solo.

"Ini saya bahkan sudah tiga kali ke sini, lihat apa sudah ada perkembangan, ternyata kok belum. Pagi tadi, siang, terus sore ini," jelasnya.

Baca juga: Bupati: Tak Ada Industri di Karanganyar Buang Limbah ke Sungai Bengawan Solo

Trisno mengatakan, kejadian perubahan warna di aliran Bengawan Solo memang bukan pertama kali terjadi.

Dia mengaku, tahun lalu, air sempat terlihat mengalami perubahan warna, kendati kali ini dikatakan paling parah.

"Biasanya itu jelang musim penghujan atau saat daerah hilir sudah mulai pada hujan, air di Bengawan Solo berubah keruh, biasanya juga sebentar. Tapi kali ini yang terparah saya kira dibanding sebelum-sebelumnya, sebab ini kok seperti kena limbah," tutur dia.

Meski demikian, Trisno mengaku, tetap menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.

"Kalau gatal-gatal atau apa (terserang penyakit kulit) memang belum, tapi namanya orang ya nggak enak saja lihat air dibuat mandi kok kayak begitu," kata dia.

Baca juga: Polda Jateng Akan Menindak Industri di Sukoharjo yang Mencemari Bengawan Solo

Hal senada juga diutarakan oleh warga Dusun Lengkong, Kelurahan Babat, Suryanto. Ia mengatakan, perubahan air di aliran Bengawan Solo yang melintas di wilayahnya mulai berubah warna sejak Minggu (8/12/2019) lalu.

"Warna berubah sih pernah, biasanya saat hujan pertama kali turun. Kalau biasanya itu sebentar saja, enggak coklat kehitaman begini, tapi lebih seperti warna hijau tua dan keruh. Tapi nggak lama berubah lagi (kembali normal), tapi ini kan nggak wong sejak kemarin," kata Suryanto.

Dia menambahkan, pencemaran aliran Bengawan Solo mengakibatkan beberapa ikan terlihat mati.

"Saya sendiri hobi mancing, lihat airnya seperti ini dipancing pun nggak bakal dapat. Lihat saja banyak ikan yang mati. Mungkin saja airnya sudah kena limbah, kan kemarin sempat ramai Bengawan Solo tercemar limbah di Jawa Tengah, terus mungkin sekarang larinya ke sini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com