Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2019, 23:11 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Angin puting beliung terjadi di Kelurahan Maesa Unima, Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, mengakibatkan rumah dan bangunan rusak, Senin (9/12/2109).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa Alex Dotulong mengatakan, peristiwa angin puting beliung terjadi pada pukul 13.00 Wita.

"Hasil tinjauan di lokasi, terdata sebanyak sembilan rumah dan tiga tempat usaha yang mengalami kerusakan," ujar Alex Dotulong.

Baca juga: Ini Dampak Angin Puting Beliung di Desa Sukaharja, Bogor

Dikatakan Alex, saat ini pihak BPBD masih meminta data kerugian dan kerusakan di masing-masing kelurahan dan kecamatan yang ada di Tondano, akibat puting beliung.

"Karena angin punting beliung terjadi tidak hanya di satu titik, tapi menyebar," ujar dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, angin puting beliung yang terjadi di Tondano, penyebab utamanya yaitu karena awan comulonimbus.

Dimana, terjadi downburst (kumpulan udara dingin akibat hujan yang menyebar kesegala arah yang menyebabkan angin kencang).

Baca juga: 90 Rumah di Bogor Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Kelas II Sam Ratulangi Manado Carisz Kainama menjelaskan, hujan lebat yang terjadi di daerah Minahasa dipicu karena adanya pertemuan massa udara (konvergen) di sekitar wilayah Sulut yang berdampak pada banyakanya pertumbuhan awan comulonimbus.

Baca juga: 40 Rumah di Kendal Diterjang Angin Puting Beliung

Sehingga menyebabkan terjadi hujan deras dan angin kencang. Pada umumnya terjadi pada siang hari (seperti kejadian tadi).

Skala downburst ini sekitar 5 kilometer dan waktu hanya kurang lebih 10 menit. Sulit untuk dideteksi karena berskala lokal.

Kendati demikian, kata dia, tidak semua awan comulonimbus menghasilkan downburst seperti kejadi di Tondano.

"Imbauan kepada warga, Selasa (10/12/2019) esok hari, juga masih tetap mewaspadai kejadian seperti tadi karena masih ada konvergen di wilayah kita," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com