Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2019, 22:17 WIB
Idham Khalid,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Polisi menggelar rekonstruksi kasus tewasnya Zaenal Abidin karena dianiaya oleh anggota polisi dari Sat Polres Lombok Timur, Senin (9/12/2019).

Dalam rekonstruksi itu terdapat 29 adegan dengan tempat kejadian perkara (TKP) yang berbeda-beda.

“Adegan sebanyak 29, terdiri dari 3 TKP. TKP satu (sebanyak) enam adegan, TKP dua (sebanyak) 16 Adegan, dan TKP tiga sebanyak tujuh adegan,” ungkap Ketua Penyidik, Iptu I Gusti Ngurah Bagus, ditemui usai rekonstruksi, Senin.

Baca juga: Penahanan 9 Polisi Tersangka Kasus Tewasnya Zaenal Abidin Diperpanjang

Ngurah menduga kuat adegan yang membuat Zaenal mengalami luka parah yakni saat pemukulan dengan menggunakan traffic cone.

“Kalau dari fakta dari hasil penyedikan kita memang, di TKP itu ada alat menggunakan traffic cone yang digunakan oleh salah satu tersangka untuk pemukulan kepada korban. Sehingga berdasarkan hasil visum dokter, patut diduga traffic itulah yang menyebabkan luka berat,” ungkap Bagus.

Kuasa hukum keluarga Zaenal, Yan Mangandar menyebutkan, setelah melihat rekonstruksi adegan ini, terlihat jelas polisi menganiaya Zaenal.

“Dari sembilan tersangka itu ini secara jelas, mereka ternyata benar-benar melakukan penganiayaan itu terhadap almarhum Zaenal Abidin,” ungkap Yan.

Diberitakan sebelumnya, Zaenal tewas dianiaya anggota polisi Satlantas Polres Lombok Timur.

Kapolda NTB Irjen Pol Nama Sudjana menjelaskan, kejadian itu bermula pada Kamis (5/9/12/2019) sekira pukul 20.20 Wita, di lapangan apel Sat lantas Polres Lotim, Zaenal dengan menggunakan sepeda motor dari arah melawan arus dan tanpa helm korban memasuki pintu gerbang Kantor Sat Lantas.

Zaenal kemudian menyakan motornya dan tiba-tiba Zaenal memukul anggota Lantas yang membuat terjadi perkelahian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com