Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2019, 21:58 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Tuntutan warga untuk menutup tempat pengolahan aspal atau Asphalt Mixing Plant (AMP) milik PT Putra Wirasaba Asli (PWA) di Desa/Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dinilai berlebihan.

"Saya rasa itu tuntutan yang berlebihan," kata Direktur PT Putra Wirasaba Asli (PWA) Muhammad Mukhlis seusai audiensi dengan anggota DPRD, warga terdampak dan dinas terkait di gedung DPRD Banyumas, Senin (9/12/2019).

Baca juga: Tempat Pengolahan Aspal Timbulkan Polusi Udara, Warga Tuntut agar Ditutup

Mukhlis menyatakan siap memenuhi tuntutan dari warga di sekitar tempat pengolahan aspal.

Sebelumnya telah dicapai beberapa kesepakatan antara pihak manajemen dengan warga setempat.

"Ada perubahan kepemilikan (perusahaan), kami beli sudah tinggal menjalankan. Sebenarnya sudah ada kesepakatan sebelumnya, kami siap melaksanakan semua tuntutan warga, kesepakatan dituangkan dalam berita acara," jelas Mukhlis.

Mukhlis menjelaskan, beberapa tuntutan yang telah direalisasikan antara lain pembangunan pagar keliling.

Untuk mengurangi kebisingan, tahun depan pihaknya akan mengganti genset dengan tenaga listrik.

"Satu demi satu keinginan warga sudah terpenuhi. Untuk mengurangi kebisingan butuh waktu, tahun depan terealisasi, dari genset menjadi listrik. Untuk debu karena musim kemarau kemarin, tuntutan untuk mengurangi ketinggian material juga sudah kami lakukan," jelas Mukhlis.

Sementara itu perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Gatot Dwi Haryanto menyatakan, perizinan PT PWA sudah lengkap.

"Terkait perizinan sudah lengkap, jadi ini legal. Soal izin yang keluar, kami diberikan mandat, mandat itu keluar setelah ada rekomendasi teknis dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Permukiman dan Dinas Lingkungan Hidup," kata Gatot.

Baca juga: Sejak Indonesia Merdeka, Baru Kali Ini Warga Seko Bisa Rasakan Jalan Aspal

Diberitakan sebelumnya, puluhan warga RW 13 Desa/Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas menuntut AMP di desanya ditutup.

Pasalnya keberadaan AMP dinilai menyebabkan debu, asap, dan suara bising. Kondisi tersebut mengganggu kenyamanan dan kesehatan ratusan warga di empat RT di sekitarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com