Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru SMP di Malang Cabuli 18 Siswa, Begini Respons Menteri PPPA

Kompas.com - 09/12/2019, 13:19 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmavati mengaku prihatin melihat banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Ia pun turut menanggapi kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan seorang guru sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Guru berinisial CH (38) diduga melakukan pencabulan terhadap 18 muridnya dengan modus penelitian disertasi S3.

Menurut Bintang, sanksi hukum kepada pelaku predator anak sudah jelas dalam undang-undang.

"Itu sudah ada peraturan-peraturan (hukum) yang harus dilaksanakan bagi para pelaku," kata Bintang di Surabaya, Senin (9/12/2019).

Baca juga: Gadis 15 Tahun Jadi Korban Pencabulan Dokter di Mojokerto

Menurut Bintang, Kementerian PPPA sedang mengkaji penyebab banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Ia menyebut bahwa para pelaku pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak justru didominasi oleh orang-orang terdekat korban.

"Nah, inilah yang ke depan yang terus kita kaji, karena belakangan ini kita melihat justru pelaku-pelaku pada anak-anak itu, pelakunya adalah orang-orang terdekat," ujar Bintang.

Ia mengungkapkan, ada tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk mencegah atau meminimalisasi terjadinya pelecehan seksual terhadap anak.

Menurut dia, apa yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dengan menerapkan tes psikologi terhadap guru dan masyarakat, bisa menjadi salah satu percontohan bagi Kementerian untuk diterapkan.

Melalui tes psikologi itu, pemerintah bisa mengetahui karakter dan kejiwaan setiap orang.

Dengan cara itu, menurut Bintang, kekerasan seksual terhadap anak bisa diantisipasi sejak awal.

"Ini bisa menjadi pilot project atau pertimbangan kita untuk disampaikan ke daerah-daerah, guna meminimalkan terjadinya pelecehan seksual melalui tindakan preventif," kata dia.

Sebelumnya, Polres Malang telah menangkap CH, tersangka kasus pencabun pada Jumat 6 Desember 2019 di Turen, Malang.

Tersangka diduga mencabuli korban dengan menggunakan rangkaian kebohongan, berupa membujuk korban agar bersedia dijadikan relawan penelitian disertasi S3.

Praktik cabul dilakukan dengan cara mengambil sampel sperma, rambut kemaluan, rambut kaki, rambut ketiak dan mengukur panjang penis korban.

Supaya perbuatannya tidak diketahui orang lain, CH meminta korban untuk bersumpah di atas kitab suci dan mengancam korban apabila menceritakan kepada orang lain.

Baca juga: Modus Penelitian, Guru SMP di Malang Cabuli 18 Siswanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com