Namun anggaran tersebut diprediksi kurang sehingga akan ditambah Rp 5 miliar.
"Tapi yang sudah sampai ke Pemprov, sudah sampai dan selesai sudah dibahas dengan DPRD, sudah diputus tanggal 22 November lalu, 5 (Rp 5 milliar)," ujar Khofifah. "Ternyata ada pengembangan peruntukkan sampai 10 (Rp 10 miliar), tadi dipresentasikan. Saya baru dapat kabar ternyata ada beberapa maksimalisasi ruang dan seterusnya. Ya nanti kita bahas kurangnya," lanjut dia.
Baca juga: SBY Punya Munir, Jokowi Punya Novel Baswedan yang Jadi Ujian Sejarah...
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Susciwati, istri Munir mengusulkan agar Museum HAM Munir bis amenjadi badan layanan umum.
Museum HAM Munir dibangun di atas lahan seluas 2.200 meter persegi di Jalan Sultan Hasan Halim Kelurahan Sisir, Kota Batu.
Lahan itu merupakan aset Pemerintah Kota Batu.
Selain menjadi tempat penyimpanan koleksi dari berbagai artefak tentang perjalanan HAM di Indonesia, museum itu juga diharapkan mampu menjadi pusat pembelajaran tentang nilai-nilai HAM.
Gedung Museum HAM Munir akan dibangun sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh pemenang sayembara, yakni seorang arsitek bernama Achamad D Tardiyana.
Baca juga: Pertemuan Pertama, Munir Membuka Mata Hati Yati Andriyani soal Pelanggaran HAM
Suciwati, istri Munir mengatakan gedung museum itu akan dibangun dengan konsep Rumah Pepeling.
Dalam Bahasa Sunda, pepeling berarti nasehat.
Selain itu gedung museum itu juga akan dibuat ramah lingkungan, disabilitas, dan anak.
Pada lantai satu rencananya akan dibangun kids corner yang akan menjadi tempat bermain bagi anak sambil belajar tentang hak asasi manusia.
“Omah Pepeling, rumah pengingat yang itu juga bersinar. Tidak perlu pakai listrik terlalu banyak. Dan itu memang benar-benar ramah lingkungan,” ujar dia.
Baca juga: Suciwati dan Ruang-ruang Kengerian yang Dilaluinya Bersama Munir...
Bangunan tersebut juga didirikan di lahan milik Pemkot Batu.