Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum HAM Munir Dibangun dengan Konsep Pepeling yang Ramah Disabilitas dan Lingkungan

Kompas.com - 09/12/2019, 05:50 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pembangunan Museum Hak Asasi Manusia (HAM) Munir di Kota Batu, Jawa Timur, telah dimulai.

Pembangunan itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Minggu (8/12/2019).

Selain itu juga ada Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik, Ketua Yayasan Museum HAM Omah Munir, Andi Achdian dan istri almarhum Munir Said Thalib, Suciwati, yang ikut meletakkan batu pertama.

Suciwati mengatakan, museum itu akan dibangun dengan tiga lantai. Konsepnya sesuai dengan desain oleh pemenang sayembara yang sudah dilakukan sebelumnya.

Baca juga: Museum HAM Munir akan Didirikan, Anggarannya Capai Rp 10 Miliar

Gedung museum itu akan dibangun dengan konsep Rumah Pepeling. Dalam bahasa Sunda, Pepeling berarti nasehat.

Gedung museum itu juga akan dibuat ramah lingkungan.

“Omah Pepeling, rumah pengingat yang itu juga bersinar. Tidak perlu pakai listrik terlalu banyak. Dan itu memang benar-benar ramah lingkungan,” ujar dia.

Tidak hanya itu, gedung museum itu juga dikonsep ramah disabilitas dan anak.

Rencananya, di lantai satu akan ada kids corner yang akan menjadi tempat bermain bagi anak sambil belajar tentang hak asasi manusia.

“Jadi ada mainan anak berbasis hak asasi,” ujar dia.

Konsep pembangunan tersebut yang membuat kebutuhan anggaran menjadi bertambah.

Awalnya, pembangunan itu dianggarkan sebesar Rp 5,2 miliar melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Setelah disesuaikan dengan konsep itu, kebutuhan pembangunan menjadi bertambah sebanyak dua kali lipat dari yang dianggarkan di awal.

“Anggaran totalnya yang pasti kalau yang akan diberikan Rp 5,2 miliar. Tapi, karena ini akan ada ruang, harus care terhadap lingkungan, terhadap disabilitas. Artinya, itu malah membuat lebih banyak pengeluaran,” kata dia.

“Akhirnya dihitung di RAB (rencana anggaran biaya), ternyata keluarnya malah 2 kali lipat. Jadi, memang itu sudah terkonsep di situ. Bagaiaman ada lift, ramah untuk hak asasi juga ya, buat orang-orang yang ingin belajar di sana,” kata dia.

Baca juga: Surabaya Punya Museum Pendidikan, Guru Merasa Profesinya Dihargai

Seniman Butet Kertaradjasa yang andil dalam perencanaan pembangunan museum itu menyampaikan, gedung Museum HAM Munir akan dibangun sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh pemenang sayembara, yakni seorang arsitek bernama Achamad D Tardiyana.

“Sangat friendly, sangat sejuk, sangat friendly untuk disabilitas, untuk lingkungan. Pembagian ruangnya juga sangat baik. Dan desainnya otentik karya dari si pencipta, arsitek yang menang itu,” kata dia.

Museum HAM Munir akan dibangun di atas lahan seluas 2.200 meter persegi di Jalan Sultan Hasan Halim Kelurahan Sisir, Kota Batu.

Anggaran pertama pembangunan itu sebesar Rp 5,2 miliar. Melihat konsep pembangunannya, Pemerintah Provensi Jawa Timur akan menambahkan anggaran hingga Rp 10 miliar untuk memenuhi kebutuhan pembangunan museum tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com