Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bipolar Disorder dan Cara Penyembuhannya

Kompas.com - 07/12/2019, 15:29 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com -Siapa yang tak mengenal Robin Williams, Britney Spears, Demi Lovato, Kurt CObain atau Frank Sinatra. Di balik nama bekennya di dunia hiburan, mereka punya kesamaan, yakni menderita bipolar disorder.

Secara umum, bipolar merupakan adanya perubahan suasana hati secara ekstrem. Menurut Noki Irawan Saputra, spesialis kedokteran jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, gangguan bipolar adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dua buah kutub perasaan: manik (senang berlebihan) dan depresi.

Masing-masing kutub emosi tampil dominan secara bergantian. Perubahan suasana hati ini mencakup emosi tertinggi, yaitu sangat senang yang disebut fase manik atau hipomanik untuk yang lebih ringan dan emosi terendah yaitu sangat murung atau depresi.

"Episode mania lebih sering dialami pria dan episode depresi lebih sering dialami oleh wanita," kata Noki saat ditemui di RS Jiwa Provinsi Jawa Barat, Jalan Kolonel Masturi, Jumat (6/12/2019).

Baca juga: Kisah Umi, Penderita Bipolar yang Tak Ingin Repotkan Keluarga

Noki menuturkan, episode mania ditandai oleh emosi yang gembira, banyak bicara, aktivitas fisik meningkat, kebutuhan tidur berkurang, harga diri dan rasa percaya diri sangat berlebihan, pengelolaan keuangan buruk (boros), pengendalian diri juga buruk.

"Berlangsung antara 2 minggu sd 4-5 bulan, rata-rata sekitar empat bulan," ujarnya.

Sementara episode depresi ditandai oleh emosi sedih, berkurangnya energi, merasa lelah, letih, lesu, tidak bersemangat, hilangnya minat dan kegembiraan, konsentrasi menurun, hingga membatasi kegiatan, rasa percaya diri menurun, merasa bersalah dan tidak berguna, suka tidur.

"Ada gagasan atau upaya bunuh diri. Berlangsung lebih lama, jarang sampai lebih dari 1 tahun, rata-rata sekitar 6 bulan," tambahnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang terkena bipolar. Pertama faktor biologi yang mencakup persoalan genetik, perubahan pada struktur dan fungsi otak, serta perubahan neurokimiawi/neurotransmiter (serotonin, norepinefrin dan dopamin). Ada juga faktor psikososial yang dipicu lingkungan dan peristiwa kehidupan.

Bipolar juga diklasifikasikan dalam empat kelompok, yakni gangguan bipolar I (ada gejala mania dan depresi yang jelas), bipolar II (ada gejala mania ringan/hipomania dan depresi yang jelas), gangguan siklotimik (kondisi emosi yang tidak stabil, ditandai oleh banyak emosi mania dan depresi ringan), dan gangguan bipolar lainnya (gejala-gejala tidak spesifik).

Apakah bipolar bisa disembuhkan? Jawabnya bisa. Menurut Noki, Bipolar Disorder merupakan penyakit kejiwaan yang bersifat hilang timbul. Kesembuhan penderita Bipolar bergantung pada manajemen diri, support system dari lingkungan terdekat dan tentunya pengobatan serta rehabilitasi.

"Gangguan jiwa itu kronik (menahun/lama) dan hilang timbul. Jadi kalau bicara sembuh itu tanpa obat, agak sulit, karena Bipolar ini ada fase akut dan maintenance. Selama minum obat biasanya bisa bagus, beraktifitas dengan baik, tapi pada saat ada permasalahan yang rumit di dalam hidupnya bisa muncul lagi, kambuhan. Selama belum bisa mengatasi stressor, biasanya terjadi kekambuhan. Sembuh atau sakit, bergantung pada cara penderita mengatasi masalah" jelas Noki

Oleh karena itu, kata Noki, ketika merasa ada kelainan psikologis dalam diri Anda sebaiknya segera konsulkan ke psikiter. Anda tidak pernah tahu batasan suatu gangguan atau bukan.

Baca juga: Kembali Sekolah, Siswa SD yang Bolos 4 Bulan dan Kecanduan Game Online

RS Jiwa Provinsi Jawa Barat memiliki layanan konsultasi, pemeriksaan dan penanggulangan kelainan kejiwaan untuk penderita peserta BPJS atau bukan BPJS.

Layanan konsultasi itu berada di Jalan Kolonel Masturi Km 7 Kabupaten Bandung Barat dan Klinik Utama Grha Atma Jl. Riau Nomor 11 Kota Bandung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com