Zaldi Kaya mengatakan penggunaan topi terbalik untuk mengelabui harimau yang biasanya menyerang dari belakang.
"Warga juga diimbau pakai topi terbalik ketika di kebun untuk mengelabui harimau. Karena harimau biasanya akan menyerang dari belakang. Harimau tidak akan menyerang kalau melihat wajah kita, "kata Zaldi Jaya, Jumat (6/12/2019).
Ia menduga ada tiga ekor harimau yang keluar dari kawasan hutan lindung dan berkeliaran di dekat kebun warga.
Menurut Zaldi, harimau tersebut keluar dari kawasan hutan lindung karena lapar, sehingga mencari mangsa.
"Kalau untuk perburuan sejauh ini belum ada. Dugaannya harimau itu lapar sehingga berkeliaran di dekat kebun warga. Di sini dugaannya ada tiga ekor harimau, itu didapatkan dari keterangan warga yang melihat,"ujarnya.
Baca juga: Antisipasi Serangan Harimau, Warga Diimbau Pakai Topi Terbalik
M.R Sinaga (20) selamat dari aksi penganiayaan oleh seorang preman di Jalan M. U. Damanik, Kelurahan Pantai Burung, Kecamatan Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjung Balai pada Selasa (26/11/2019) malam.
Ia menangkis sabetan parang yang diayunkan preman dengan sebatang kayu. Akibat serangan tersebut, jari telunjuk dan jari tengah sebelah kanan Sinaga terluka, termasuk mata kaki sebelah kiri.
Pelaku yakni Surya Bakti (31) ditangkap dan polisi menyita barang bukti berupa parang sepanjang 70 cm.
"Tersangka dijerat Pasal 351 ayat 1subs Pasal 335 ayat 1 dari KUHPidana tentang penganiayaan dan pengancaman. Jadi, tersangka tidak kooperatif sehingga kita lakukan penahanan," kata Kapolres Tanjung Balai AKBP Putu Yudha Prawira, Kamis (5/12/2019).
Baca juga: Tangkis Sabetan Parang, Pria Ini Selamat dari Amukan Preman
Sebelum dinyatakan lolos, Andika telah 53 kali mencoba mendaftar untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Ia pun dikenal sebagai ‘scacehholarship hunter’ alias pemburu beasiswa.
Ibu dari Aula Andika Fikrullah Al Balad adalah pedagang sayur di Gampong Lampasi, Darul Imarah, Aceh Besar.
Pada tahun 2000, sang ibu membangun kios kecil yang beratapkan rumbia di depan rumah mereka untuk berjualan sayur.
Sebelum memliki kios tersebut, sang ibu Siti Narimah atau yang akrab dipanggil Mak Cut berkeliling kampung dari satu rumah ke rumahnya lainnya untuk berdagang sayur.