Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Amarilis Milik Sukadi, Viral karena Diinjak-injak Pengunjung hingga Jadi Ikon Gunungkidul

Kompas.com - 06/12/2019, 18:01 WIB
Rachmawati

Editor

Saat itu berhasil membeli 2 ton umbi amarilis dari uang hasilnya bekerja sebagau penjual mainan.

Di sela pekerjaannya sebagai penjual sayuran dan mainan anak, Sukadi dan istrinya mengolah lahan pekarangannya untuk ditanami umbi amarilis.

Bahkan ia memilih menitipkan anaknya ke orangtuanya agar fokus merawat lahannya.

Tahun 2014, bunga amarilis yang ditanam Sukadi mulai tumbuh.

Saat kirab budaya di desanya pada 15 November 2015, Sukadi dan beberapa warga membuat gunungan dari bunga amarilis.

Hingga kemudian kebun amarilis milik Sukadi viral di media sosial.

Baca juga: Setelah Heboh Amarilis, Akankah Taman Eceng Gondok Ini Dirusak Aksi Selfie?

Pada tahun 2019, Sukadi bercerita, curah hujan di Gunungkidul sangat minim. Hal tersebut membuat bunga amarilis mekar tidak sempurna.

Ia memilih membeli air bersih dari tangki untuk menyirami bunga amarilis.

"Pengunjung tak seramai tahun lalu. sekarang setiap hari hanya ratusan. Tahun lalu bisa mencapai ribuan orang per hari. Ini karena bunganya tidak mekar bersamaan," kata Sukadi.

Selain di Putuk, Sukadi juga mengembangkan ratusan ribu umbi amarilis di kawasan Kecamatan Tanjungsari.

"Sekarang di sekitar sini, rumah-rumah penduduk mereka menanam amarilis, bisa dicek, setiap rumah pasti ada beberapa bunga amarilis. Awalnya gulma, sekarang menjadi primadona," ujar Sukadi.

Baca juga: Fakta Masjid Megah di Tengah Hutan Gowa, Dibangun Pengusaha Dermawan di Kebun Kopi Seluas 5 Hektare

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono | Editor: Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com