Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Sperma di Kemaluan Kepala SD yang Tewas di Tasikmalaya

Kompas.com - 06/12/2019, 14:00 WIB
Irwan Nugraha,
Dony Aprian

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil identifikasi pada jasad Kepala Sekolah Dasar yang tewas di dalam mobil di Tasikmalaya, Jawa Barat, ditemukan sperma di kemaluan korban.

"Tim identifikasi menemukan beberapa barang bukti berupa tisu bekas lipstik, manik-manik, sarung warna hijau kotak-kotak dan di kemaluan korban terdapat sperma," kata Kepala Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro, Jumat (6/12/2019).

Baca juga: 5 Fakta Kepala SD Tewas di Mobil, Ditemukan Setengah Telanjang hingga Tak Ada Tanda Kekerasan

Sampai sekarang, kata Dadang, pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian korban meski berdasarkan keterangan pihak rumah sakit pria itu meninggal akibat keracunan AC kendaraan.

"Kita akan selidiki lebih lanjut terkait adanya beberapa bukti yang ditemukan dari TKP," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, warga Kampung Tagog, Desa Pamoyanan, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, digegerkan dengan penemuan mayat seorang lelaki berinisial IS di sebuah mobil Toyota Avanza bernomor polisi D 1469 ACU yang terparkir di pinggir jalan dekat Masjid, Pamoyanan, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (5/12/2019) sore.

Mulanya warga curiga mobil itu terparkir dalam kondisi menyala sejak pagi harinya.

Setelah dicek secara ramai-ramai oleh warga, ternyata ditemukan terdapat sesosok pria tanpa celana alias setengah bugil dalam keadaan meninggal di dalam mobil.

Baca juga: Ini Penyebab Kepala SD di Tasikmalaya Tewas di Dalam Mobil

Kapolsek Kadipaten AKP Erustiana mengatakan, posisi korban berada di jok tengah dengan posisi jongkok dengan kepala mengarah ke belakang tanpa menggunakan celana atau setengah telanjang saat ditemukan. 

Sementara pada jok depan terdapat celana panjang, celana dalam korban, serta tisu bekas lipstik.

"Hasil pemeriksaan luar pada tubuh korban tidak ditemukan adanya bekas kekerasan. Saat ditemukan jenazah seorang diri dalam keadaan meninggal," jelas dia pada Kamis (5/12/2019).

Korban langsung dibawa ke RSUD dr Soekardjo untuk dilakukan pemeriksaan.

Dia menambahkan, pihak keluarga korban juga menolak untuk dilakukan otopsi.

"Korban merupakan ASN sekolah dasar," ungkapnya.

Hal sama diungkapkan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro.

Menurutnya, korban yang beralamat di Kampung Sukapancar, Desa Sukapancar, Kabupaten Tasikmalaya itu diduga meninggal karena keracunan AC di dalam mobilnya.

"Dari hasil analisis dokter, kulit korban memerah diduga keracunan dari AC (pendingin udara),” ujarnya.

Kata Dadang, korban yang berusia 57 tahun itu sebelumnya terlihat oleh warga seorang diri berada di kursi pengemudi mobil sambil memainkan telepon genggamnya.

Pada tubuh korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Selain itu, tak ada barang-barang korban yang hilang, termasuk telepon genggam dan dompetnya.

"Dugaan sementara kita tetap karena keracunan AC. Tapi kita tetap akan melakukan penyelidikan dalam kasus ini,” kata dia.

Keluarga korban, Koswara (54) mengatakan, pihak keluarga telah menerima peristiwa itu sebagai musibah dan merasa tak perlu untuk melakukan autopsi. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di pemakaman umum di sekitar kampung halamannya pada Kamis hari ini.

Koswara mengisahkan, sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat berpamitan kepada keluarga pada Selasa siang.

Namun, pada malam harinya keluarga mencoba menelepon tapi tak ada respons dari korban.

"Saya sendiri dapat kabar dari kepolisian bahwa dia sudah meninggal di mobilnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com