Namun, ketika ditemukan keesokan harinya, korban meninggal di kursi belakang tanpa mengenakan celana.
Dadang menduga, korban meninggal telah lebih dari 12 jam. Pada tubuh korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selain itu, tak ada barang-barang korban yang hilang, termasuk telepon genggam dan dompetnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro, mengatakan, korban diduga meninggal karena keracunan AC di dalam mobilnya.
"Dari hasil analisis dokter, kulit korban memerah diduga keracunan dari AC (pendingin udara),” ujarnya.
Pada tubuh korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selain itu, tak ada barang-barang korban yang hilang, termasuk telepon genggam dan dompetnya.
Baca juga: Merokok di Kantor dan Kerja Pakai Baju Santai, 8 Anggota DPRD Garut Ditegur
Keluarga korban memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap IS. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman umum di sekitar kampung halamannya pada Kamis (5/12/2019).
Koswara mengisahkan, sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat berpamitan kepada keluarga pada Selasa siang.
Namun, pada malam harinya keluarga mencoba menelepon tapi tak ada respons dari korban.
"Saya sendiri dapat kabar dari Kepolisian bahwa dia sudah meninggal di mobilnya," pungkasnya.
Baca juga: Ribut Warga Dua Desa di Sumbar, Polisi Panggil Tokoh Masyarakat
(Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.