Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara 2 Petani Kopi Tewas Diterkam Harimau, Diduga Ada Perburuan hingga Habitat Rusak

Kompas.com - 06/12/2019, 07:06 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Dua petani di kopi di Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan tewas dalam insiden konflik harimau  dan manusia di tanah Besemah tersebut.

Keduanya adalah  Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang ditemukan tewas pada Senin (2/12/2019) dan Yudiansah Harianto (40) pada Kamis, (5/12/2019).

Lokasi tewasnya kedua korban itu pun berada di satu wilayah, yakni di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam.

Baca juga: Antisipasi Serangan Harimau, Warga Diimbau Pakai Topi Terbalik

 

Banyak spekulasi yang muncul terkait turunnya harimau tersebut ke pemukiman warga.

Dugaan pertama adalah adanya indikasi perburuan harimau dan dugaan kedua, rusaknya habitat raja hutan itu hingga membuat mereka keluar dari kawasan hutan lindung.

 

Lahan petani masuk hutan lindung

Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, dari laporan yang mereka terima, lokasi tewasnya Yudiansah Harianto (40), tak jauh dari kejadian pertama yang dialami oleh Marta Rolani (24) pada Senin (2/12/2019) kemarin di Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan.

"Lokasi TKP berada di dalam kawasan hutan lindung dan menurut keterangan yang kami terima, TKP tersebut berada di sekitar TKP beberapa hari lalu," kata Genman, Kamis (5/12/2019).

Baca juga: Teror Harimau di Pagaralam Kembali Makan Korban, Ini Penjelasan BKSDA

Genman menerangkan, mereka sebelumnya telah mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di kebun.

Sebab, lokasi tersebut merupakan kawasan hutan lindung dan merupakan habitat harimau sumatera.

"Korban kemungkinan menggarap di dalam hutan lindung,  padahal Muspida Pagaralam beberapa hari lalu sudah mengimbau agar menghentikan aktivitas di dalam Kawasan hutan lindung yang dapat mengganngu keberdaan harimau,"ujar Genman.

Diduga ada pencurian anak harimau

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Lahat, Sumatera Selatan menduga,munculnya harimau yang ada di kota Pagaralam diduga berasal dari dua kantong harimau. 

Kantong pertama yakni berada di Bukit Dingin yang memiliki luasan lahan 63 ribu hektare dan kantong kedua di daerah Jambul Patah Nanti, seluas 282 ribu hektare yang membentang  dari Kabupaten Lahat-Kota Pagaralam dan Kabupaten Muara Enim.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Martialis Puspito mengatakan, dari tiga kejadian yang menimbulkan satu korban jiwa, mereka mendapatkan beberapa dugaan turunnya raja hutan itu dari gunung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com