Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2019, 22:14 WIB
Riska Farasonalia,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Maraknya perdagangan daging anjing di sejumlah daerah di Jawa Tengah membuat sejumlah aktivis yang tergabung dalam Dog Meat Free Indonesia (DMFI) mendesak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar mengambil tindakan tegas.

Sebelumnya, DMFI bertemu Ganjar di kantor gubernur, Jalan Pahlawan Semarang dan meminta Ganjar menjamin peraturan pelarangan konsumsi anjing dapat segera dikeluarkan.

Hal itu agar perdagangan, pembantaian, dan konsumsi daging anjing bisa dihentikan.

Dari hasil investigasi DMFI, telah ditemukan 11 warung di Semarang yang masih eksis menjual masakan dari olahan daging anjing.

Koordinator DMFI Semarang Handojo mengatakan, penjual daging anjing tersebar di beberapa daerah di Semarang, di antaranya di sekitar Stadion Diponegoro, Jalan Barito, kawasan Tanah Putih, serta di eks lokalisasi Sunan Kuning.

Sisanya di dekat Goa Kerep Ambarawa dan satu di Ungaran.

"Kalau dijumlah ada 11 warung sengsu atau rica-rica berbahan daging anjing. Untuk tempat pembantaiannya ada di Pudak Payung Banyumanik," kata Handojo, saat ditemui di Semarang, Kamis (5/12/2019).

Baca juga: 13.700 Anjing Dibunuh untuk Dikonsumsi, Pemkot Solo Akan Kumpulkan Seluruh Penjual

Handojo mengungkapkan, para pedagang daging anjing kerap kali berburu anjing di sejumlah tempat untuk kemudian dibantai.

Handojo menceritakan, pernah suatu kali melihat seorang pedagang yang nekat menyembelih anjing dalam kondisi sakit-sakitan.

Tak hanya itu, ada pula pedagang yang nekat menjual daging anjing yang didapat dari sembarang tempat. 

"Bahkan, saya pergoki dengan mata sendiri ada penjual di sekitar Stadion Diponegoro yang dagangannya didapat dari anjing yang kena kudisan. Ini kan sudah sangat berbahaya kalau dikonsumsi. Jalan satu-satunya ya saya rasa pemerintah harus menerbitkan aturan yang tegas untuk memberangus para pedagang daging anjing ini," ucap Handojo.

Menurut Handojo, anjing sejatinya bukanlah binatang yang layak dikonsumsi. Karena selain proses penyembelihannya yang terlampau sadis, anjing juga rawan terkena rabies.

"Sebaran daging anjing di Semarang kebanyakan dipasok dari Jawa Barat. Para pedagang masih banyak yang nekat menjual daging anjing dengan kondisi yang memprihatinkan," jelas Handojo.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, orang yang kerap memakan daging anjing, biasanya berpotensi mengalami gangguan kesehatan.

"Kan daging anjing tidak layak dimakan. Itu malah bisa menimbulkan antraks, leptosirosis, dan penyakit menular lainnya. Jadi, jangan lagi dikonsumsi," ucap Yulianto.

Baca juga: 3 Efek Samping Mengonsumsi Daging Anjing

Kendati demikian, Yulianto berharap tidak ada wabah penyakit rabies di Jateng.

Dalam waktu dekat pihaknya akan melibatkan Dinas peternakan dan Dinas Pertanian Jateng untuk mendeteksi sebaran rabies di beberapa daerah di Jateng.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Setelah Kereta Cepat Whoosh Beroperasi

Setelah Kereta Cepat Whoosh Beroperasi

Regional
Cekatan Tangani Banjir di Kota Semarang, Mbak Ita Dipuji Anggota DPRD

Cekatan Tangani Banjir di Kota Semarang, Mbak Ita Dipuji Anggota DPRD

Regional
Maksimalkan Satu Data Indonesia Sumut, Diskominfo Sumut Tekankan Standardisasi Aplikasi Pemerintah

Maksimalkan Satu Data Indonesia Sumut, Diskominfo Sumut Tekankan Standardisasi Aplikasi Pemerintah

Regional
Jelang Musim Hujan, Pemkot Semarang Jalankan Revitalisasi Saluran Air untuk Antisipasi Banjir

Jelang Musim Hujan, Pemkot Semarang Jalankan Revitalisasi Saluran Air untuk Antisipasi Banjir

Regional
Pasar Slogohimo Terbakar, Pasar Darurat Digelar di Lapangan Kelurahan Bulusari

Pasar Slogohimo Terbakar, Pasar Darurat Digelar di Lapangan Kelurahan Bulusari

Regional
Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Komparasi Kereta Cepat Whoosh dan KA Argo Parahyangan

Regional
Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Syukuran Pendopo Serambi Madinah, Pemkab Tanah Bumbu Gelar Tabuhan 1.000 Rebana

Regional
Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Perjuangan Mencari Keadilan

Regional
Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Regional
Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Regional
Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Regional
Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Regional
Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Regional
Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Regional
Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com