Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Satu Keluarga Selamat dari Bencana Tanah Longsor di Sukabumi, Sang anak Sempat Tertimpa Dinding Rumah

Kompas.com - 05/12/2019, 19:53 WIB
Budiyanto ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

SUKABUMI, KOMPAS.com - Seorang anak, Muhamad Hailkal (9) sempat tertimbun material bangunan, tanah dan kulkas setelah dinding rumah bagian belakangnya jebol tergerus tanah longsor.

Peristiwa ini terjadi di Jalan Merbabu RT 01 RW 04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019) kemarin sore.

Siswa kelas 3 SD ini mengalami luka memar pada badan bagian belakangnya, dan luka lecet pada bagian muka dan tangannya. 

Bencana ini terjadi saat hujan deras disertai angin kencang menerjang Kota Sukabumi. Hujan deras ini pun mengakibatkan meluapnya air selokan yang berada di ruas Jalan Merbabu.

Luapan air dari aliran drainase itu mengalir deras hingga merobohkan dinding bangunan rumah bagian belakang. Terlebih lagi posisi rumah berada di lerengan dan lebih rendah dari jalan raya.

Saat bencana itu terjadi, Haikal berada di dalam rumah bersama kedua orangtuanya Deden Munajat (55) dan Nuryana (45) serta kakak perempuanya Rosna (10).

Baca juga: Dua Orang yang Tertimbun Longsor di Rokan Hulu Belum Ditemukan

Tertimpa dinding rumah

''Saat itu Ade (Haikal) sedang berdiri tiba-tiba tertimpa dinding tembok besar dan sempat tertimbun tanah dan lumpur. Punggungnya yang tertimpa dan sudah dibawa ke tukang urut,'' ungkap ibunya, Nuryana kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Kamis (5/12/2019).

Namun, dia melanjutkan, anaknya tidak lama tertimbunnya. Hanya saja anggota badannya pada bagian belakang ada yang tertimpa tembok dan bagian mukanya luka lecet. 

''Enggak lama, karena saat itu menjerit. Langsung saja kami angkat,'' kata dia.

''Sekarang alhamdulillah sudah bisa sekolah dan main lagi,'' sambungnya.

Nuryana menuturkan setelah bagian dinding tembok bagian belakangnya jebol sekitar 4 meter dengan tinggi 1,5 meter, air bercampur tanah lumpur masuk ke dalam rumahnya. 

Akibatnya peralatan dan perlengkapan rumah tangga semuanya terendam setinggi 1,5 meter. Tidak banyak peralatan rumah tangga yang bisa diselamatkan, terutama yang di simpan di lantai.

Baca juga: 7 Jam Terganggu Longsor, Akses Jalan Sumbar-Riau Kembali Lancar

Satu keluarga sempat terjebak longsor

''Kasur, karpet semuanya terendam air lumpur sudah gak bisa terpakai lagi. Pakaian juga semuanya basah dan kotor, terutama yang anak-anak,'' tutur Nur yang saat kejadian sedang berada di dapur.

Bahkan, dia melanjutkan semuanya sempat terjebak beberapa saat tidak bisa keluar rumah. Karena pintu depan terjepit material longsor.

Hanya bisa mengeluarkan anak laki-lakinya karena badannya kecil. 

Sedangkan ia, suaminya dan anak perempuannya keluar dari jendela.

''Sudah berhasil keluar, anak saya yang perempuan langsung minta pertolongan kepada tetangga. Setelah itu langsung disuruh ke rumah tetangga karena takut ada longsor susulan,'' ujar dia.

Baca juga: Longsor di Limapuluh Kota, Akses Jalan Sumbar-Riau Buka Tutup

Rencananya seragam sekolah dipakai bergantian

Nuryana merasa sedih saat kedua anaknya akan berangkat ke sekolah pada Kamis pagi. Sementara seragam sekolahnya semua kotor, tertimbun dan terendam air bercampur tanah lumpur.

Terlebih lagi, selama sepekan ini, kedua anaknya harus mengikuti ujian Penilaian Akhir Semester (PAS) di SDN Tanjugsari.

''Sepertinya tetehnya (kakaknya) itu kasihan sama adiknya, akhirnya seragam sekolahnya itu disuruh dipakai sama adiknya. Sedangkan tetehnya gak sekolah diam di rumah ikut bantu-bantu,'' tutur Nuryana.

Namun, lanjut dia, Kamis siang mendapat kabar baik dari seorang guru yang datang ke rumahnya. Saat itu yang datang seorang guru bersama teman-teman anaknya.

''Alhamdulillah, besok ke sekolah bisa pakai pakaian bebas saja yang penting bisa ulangan, tidak perlu nyusul,'' ujar dia.

Baca juga: 712 Korban Banjir dan Longsor di Solok Selatan Mulai Terkena Penyakit

Khawatir bencana longsor susulan

Dia mengakui rumahnya yang ditempati dan terkena bencana tanah longsor ini rumah kontrakan. Dia bersama suami dan anak-anaknya sudah menghuni rumah yang terletak di lerengan itu sekitar satu tahun.

''Kalau mengalami kejadian seperti ini sih inginnya pindah mencari rumah kontrakan baru. Karena takut ada longsor susulan lagi, takutnya kejadiannya malam hari. Tapi masih bingung, enggak punya biaya. Suami saya hanya pedagang kecil,'' aku dia.

Semalam, Nuryana tidak bisa tidur. Karena harus membersihkan perlengkapan rumah tangga yang masih bisa diselamatkan. Sedangkan suami dan kedua anaknya mengungsi di rumah tetangga. 

Setelah kejadian itu, Rabu malam hingga Kamis pagi bantuan pun berdatangan untuk membersihkan dan memperbaiki rumah itu. Di antaranya Polri, TNI, Kecamatan, Kelurahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan PMI. 

Baca juga: Detik-detik Rumah Nenek Ernawati Hancur dan Terbawa Longsor di Agam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com