YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan karyawan pabrik garmen di daerah Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, diduga mengalami keracunan usai menyantap makan siang.
Salah satu karyawan pabrik garmen Eva mengatakan, dia mendapat makan siang dengan menu ikan tongkol dengan sayur kates.
Usai menyantap makan tersebut, kurang lebih satu jam, sekujur badan Eva terasa gatal dan panas.
Baca juga: Korban Meninggal Diduga Keracunan Makanan di Sukabumi Bertambah
Selain itu, dirinya merasakan pusing dan muntah-muntah.
"Terasa sesak nafas dan sempat pingsan juga," kata Eva, Kamis (5/12/2019).
Eva menambahkan, menu makan siang untuk karyawan biasanya disediakan oleh pihak katering.
"Rasa ikan tongkol ada beda sih, seperti rasanya itu gimana, terus terasa gatal di mulut," ungkapnya.
Setelah mendapat perawatan di RS Panti Nugroho dan kondisinya membaik, Eva diperbolehkan untuk pulang.
"Sudah mendingan sih, tapi masih sedikit sesak nafas," bebernya.
Baca juga: Korban Keracunan Makanan Pesta Pernikahan Bertambah Menjadi 194 Orang
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Panti Nugroho Tandean Arif Wibowo menuturkan, pasien keracunan tersebut mendapatkan perawatan medis sekitar pukil 13.30 WIB.
"Awalnya tiga pasien, lalu jumlahnya dalam satu jam itu mendekati 70 pasien," tandasnya.
Tandean mengungkapkan dari data yang masuk, sampai dengan pukul 16.00 WIB sekitar 101 orang mendapatkan perawatan akibat keracunan menu makan siang.
"Sudah ada yang berangsur membaik dan sudah diperbolehkan pulang. Masih dua orang yang masih diobservasi, karena kondisinya masih lemas, masih merasakan pusing. Tadi ini ada tambahan lagi masuk," urainya.
Menurutnya mereka datang dengan keluhan pusing, mual dan muntah-muntah setelah menyantap makan siang.
Untuk penyebab keracunan sendiri, dia belum bisa memastikan, masih menunggu hasil pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Sleman.
"Kemungkinan besar di makanan catering itu ada satu yang ga pas, tapi biar Dinas Kesehatan saja yang memastikan, karena butuh pemeriksaan baik dari (sample) muntahanya, makananya dan lain-lain. Sample muntahan juga sudah dibawa ke dinas," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.